Sabtu, April 5, 2025
No menu items!

Istikamah dalam Ibadah: Menjadi Hamba Rabbani, Bukan Sekadar Ramadani

Must Read

JAKARTAMU.COM | Puasa tetap dianjurkan, shalat berjamaah tetap diwajibkan, membaca Al-Qur’an tetap harus dirutinkan, sedekah tetap diperintahkan, qiyamul lail tetap harus dikerjakan, dzikir tetap harus dibiasakan, menutup aurat tetap harus dikenakan, menjaga lisan tetap diterapkan, ganjaran amal shalih tetap terus berjalan.

Ramadhan bukanlah akhir dari ibadah. Ramadhan adalah madrasah, tempat kita menempa diri, mengokohkan keimanan, membangun kebiasaan baik, serta memperkuat hubungan dengan Allah. Namun, sejatinya, ibadah tidak boleh berhenti saat Ramadhan berakhir. Karena perintah Allah kepada hamba-Nya adalah untuk senantiasa beribadah hingga ajal menjemput.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

“Dan beribadahlah kepada Rabb-mu sampai datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr: 99)

Maka, beribadahlah terus hingga ajal menjemput, bukan hanya ketika Ramadhan masih menyapa. Janganlah kita menjadi hamba yang hanya mengenal Allah saat Ramadhan tiba, namun setelahnya kembali tenggelam dalam kelalaian. Seorang mukmin sejati akan selalu menjaga keistiqamahan dalam beribadah di sepanjang hidupnya, baik dalam maupun di luar Ramadhan.

Sebagian ulama membagi manusia dalam dua kelompok:

  1. Rabbaniyun – Mereka yang tetap semangat beribadah meskipun Ramadhan telah berakhir. Ramadhan hanya menjadi momentum untuk meningkatkan ibadah mereka, bukan satu-satunya waktu untuk beramal.
  2. Ramadaniyun – Mereka yang hanya semangat beribadah saat Ramadhan tiba, tetapi kembali lalai setelahnya. Seolah-olah Allah hanya layak disembah di bulan Ramadhan saja.

Dikatakan kepada seorang ulama salaf, Basyr Al-Hafi rahimahullah:

قيل لبشر الحافي أن قومًا يتعبدون في رمضان ويجتهدون في الأعمال، فإذا انسلخ تركوا. قال:

“بئس القوم قوم لا يعرفون الله إلا في رمضان.”

“Ada sebagian kaum, mereka beribadah dan bersungguh-sungguh melakukan amalan ibadah di bulan Ramadan. Akan tetapi ketika Ramadan berakhir, mereka pun meninggalkan amalan ibadah tersebut.” Lantas beliau berkata, “Sejelek-jelek kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah Ta’ala di bulan Ramadan.” (Miftahul Afkar li Ta’ahhub li Daril Qarar 2/23)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari no. 6412)

Berapa banyak dari kita yang menyia-nyiakan waktu setelah Ramadhan? Betapa sering kita lengah dan kembali kepada kebiasaan lama yang tidak bermanfaat? Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi, yang tidak menjadikan Ramadhan sebagai batu loncatan untuk kebaikan sepanjang tahun.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Rabb kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqamah, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.'” (QS. Fussilat: 30)

Wahai saudaraku, mari kita tetap istiqamah setelah Ramadhan. Jangan biarkan semangat ibadah kita pudar. Jangan jadikan Idul Fitri sebagai akhir dari kebaikan kita. Mari terus menjaga shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, berdzikir, berpuasa sunnah, menutup aurat, menjaga lisan, serta terus bersedekah dan berbuat kebajikan. Jadilah hamba yang Rabbani, bukan sekadar Ramadani.

Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba yang istiqamah di atas ketaqwaan dan amal shalih, pertemukan kami kembali dengan Ramadhan yang akan datang, dan tutup usia kami dalam keadaan Engkau ridhoi.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ المُسْتَقِيمِينَ عَلَى طَاعَتِكَ وَثَبِّتْنَا عَلَى دِينِكَ وَاخْتِمْ لَنَا بِالْحُسْنَى، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِمَهَا وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ.

“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang istiqamah dalam ketaatan-Mu, teguhkanlah kami di atas agama-Mu, dan akhirilah hidup kami dengan kebaikan. Jadikanlah sebaik-baik amal kami adalah penutupnya, dan sebaik-baik hari kami adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu.”

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Begundal van Karawang (17): Buronan Nomor Satu di Batavia

LANGIT Batavia masih diselimuti asap sisa kebakaran dari sabotase di Stasiun Jatinegara. Kabar tentang kehancuran jalur logistik Belanda menyebar...

More Articles Like This