Oleh: Andi Reza Rohadian | Jurnalis Tinggal di Jakarta
TARGET kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 2025 terancam gagal. Pangkal penyebabnya tak lain perilaku buruk aparat Polda Metro Jaya yang memeras sejumlah penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) asal Malaysia pertengahan Desember 2024. Jangan salah, wisatawan dari negeri jiran selama ini .selalu mencatatkan jumlah kunjungan paling banyak.
Untuk tahun ini Kementerian Pariwisata mematok target 14-16 juta kunjungan wisatawan asing. Tentu dengan munculnya kasus pemerasan tadi target itu tak akan mudah tercapai. Apa lagi berita soal pemerasan itu juga marak diberitakan media Malaysia. Kontribusi sektor pariwisata bagi perekonomian memang tak bisa dipandang sebelah mata.
Tahun lalu kontribusinya terhadap PDB Indonesia diperkirakan mencapai 4,01-4,5%. Kunjungan wisatawan manca negara secara kumulatif pada Januari hingga April 2024 meningkat 24,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Sedangkan pada kuartal keempat 2024, BPS mencatat 263,13 juta perjalanan wisatawan nusantara, meningkat 23,2% dibandingkan periode yang sama di 2023. Hingga akhir tahun 2024, pariwisata Indonesia telah menyumbang devisa negara sebesar 12,63 miliar dolar AS.
Tetap Diperas Meski tak Konsumsi Narkoba
Tak pelak, pemerasan oleh 36 oknum aparat Polda Metro Jaya membuat malu bangsa ini. Syahdan di acara yang berlangsung di JIE Expo, Kemayoran, Jakarta, anggota Polda Metro Jaya menjaring 400 penonton dari negeri Tanah Melayu Adat yang dicurigai mengonsumsi narkoba. Banyak di antara penonton yang ditarik polisi untuk pemeriksaan urin terbukti tidak memakai narkoba. Toh polisi tidak segera mengembalikan paspor mereka. Seorang penonton mengaku menyelipkan uang Rp200 ribu di paspornya saat ditarik polisi.
“Tiga perwira polisi bermental buruk itu –termasuk Dirresnarkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Parlaungan Donald Simanjuntak — sudah dipecat, 33 lainnya kena demosi selama 8 tahun. “
Rupanya cara itu efektif untuk mendapatkan kembali paspornya. Pemerasan nyatanya tak hanya diberlakukan terhadap penonton yang ketahuan mengonsumsi narkoba. Yang bersih dari barang haram pun tetap dimintai sejumlah uang. Saat awal kasus ini mencuat ke permukaan terungkap uang sejumlah Rp32 miliar yang dikantongi polisi dari aksi pemalakan itu. Belakangan setelah para penegak hukum diajukan ke sidang etik, jumlahnya menyusut jadi Rp2,5 miliar. Tiga perwira polisi bermental buruk itu –termasuk Dirresnarkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Parlaungan Donald Simanjuntak — sudah dipecat, 33 lainnya kena demosi selama 8 tahun.
Peristiwa ini merupakan pukulan telak bagi dunia pariwisata Indonesia. Selama ini sektor pariwisata berkontribusi penting pada pendapatan, devisa dan lapangan kerja. Artinya perbuatan oknum-oknum tadi juga merugikan masyarakat luas yang selama ini mengandalkan mata pencahariannya dari sektor pariwisata.
Kontribusi Pariwisata bagi Perekonomian Indonesia
Industri pariwisata memang merupakan salah satu andalan ndonesia untuk meraup cuan. World Travel & Tourism Council (WTTC) memproyeksikan pengeluaran pengunjung domestik tahun 2024 mencapai rekor Rp344 triliun, meningkat 9,7% dari tingkat tahun 2019. Sedangkan pengeluaran pengunjung internasional diperkirakan mencapai Rp291 triliun. Di masa depan, sektor ini diperkirakan akan terus berkontribusi signifikan terhadap ekonomi Indonesia.
Pada tahun 2034, sektor pariwisata diperkirakan akan menyumbang hampir Rp1.828 triliun per tahun terhadap PDB, yang mewakili 5,3% dari ekonomi nasional. Lapangan kerja di sektor ini juga diperkirakan kan akan melampaui 17 juta. Sejak munculnya peristiwa pemerasan tentu target itu menjadi sulit dijangkau. Salah seorang korban pemerasan yang selama satu dekade selalu mengahdiri festival musik tersebut menyatakan ulah polisi sebagai mimpi buruk.
“Mereka membawa kami ke markas dan melakukan drama yang terlatih dengan baik untuk mengekstrak hingga Rp300 juta (sekitar RM83.600) dari kami. Saya mencintai Indonesia, tetapi saya tidak akan menghadiri DWP lagi,” begitu ia bernyanyi melalui media sosial.
Thailand Bebaskan Visa Turis China
Celaka, sungguh. Seperti sudah disebutkan, jumlah wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Indonesia selalu mencapai jumlah tertinggi di banding turis dari negara lain. Di bulan Agustus 2024 mencapai 188.752 kunjungan. Lalu di bulan Oktober 2024: 194,1 ribu kunjungan dan bulan November 2024: 174.265 kunjungan. Total jenderal sepanajng tahun 2024 jumlah kunjungan wisatawan manca negara mencapai 13,9 juta kunjungan. Menurut BPS ini merupakan angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Mengacu pada data yang dihimpun bulan Agsutus 2024, negara-negara asal wisman terbanyak ke Indonesia setelah Malaysia adalah, Australia, China, Singapura, Timor Leste, India, Prancis, Jepang, dan Korea Selatan. Di Asia Tenggara sendiri Indonesia kalah menarik dibandingkan Thailand, Malaysia, Vietnam dan Singapura. Thailand menerima 17,5 juta turis asing pada paruh pertama atau Januari-Juni tahun 2024, Tingginya angka kunjungan turis tak lain berkat serangkaian kebijakan yang memudahkan turis asing datang ke Negeri Gajah Putih.
Salah satunya adalah dengan membebaskan visa untuk turis China. Bukan rahasia bahwa turis asal Tirai Bambu menjadi pasar wisatawan terbesar di Asia, bahkan dunia. Setelah Thailand, Malaysia berada di posisi kedua dengan 11,8 juta kunjungan turis asing, naik hampir 30% dari periode yang sama tahun lalu. Vietnam menduduki peringkat ketiga dengan jumlah kunjungan turis asing 8,8 juta pengunjung, naik sebanyak 58% dari periode yang sama tahun lalu.
Akan halnya Singapura menempati urutan keeempat dengan 8,24 juta kunjungan turis asing, meningkat 31% dari periode Januari-Juni 2023. Selanjutnya, di bawah Indoinesia ada Kamboja, Myanmar dan Laos. Pada periode Agustus 2024, Kamboja didatangi sekitar 3,16 juta pelancong, lalu Myanmar dikunjungi 600.000 turis asing. Dari data tersebut, jelas Indonesia kalah bersaing dari negata-negara lainnya di Asia Tenggara. Padahal, tak ada yang meragukan soal keindahan alam dan ragam budaya di Indonesia. Dari Danau Toba di Sumatera Utara, Tana Toraja di Sulawesi Selatan, Pulau Bali, Labuan Bajo di Nusa Tanggara Timur hingga Raja Ampat di Papua.
Untuk meraih predikat destinasi paling unggul di kawasan ASEAN, pemerintah harus kreatif menciptakan peluang-peluang baru. Tapi dengan munculnya kasus pemerasan tentu jalan ke arah sana semakin terjal. Untuk memulihkan kepercayaan satu-satunya jalan adalah melakukan proses hukum terhadap para pelaku pemerasan terhadap warga Malaysia tadi. Sanksi pidana adalah imbalan setimpal bagi mereka, alih-alih sekasdar hukuman etik.