JAKARTAMU.COM | Uang kertas pecahan Rp500 yang beredar pada tahun 1988 menyimpan kisah sejarah yang menarik. Salah satu sisi uang ini menampilkan ilustrasi sebuah bangunan megah bergaya kolonial, yaitu Gedung Bank Indonesia Cirebon. Bangunan ini bukan sekadar landmark bersejarah, tetapi juga saksi perjalanan panjang sistem keuangan di Indonesia sejak masa kolonial.
Jejak De Javasche Bank di Cirebon

Gedung Bank Indonesia Cirebon awalnya merupakan kantor cabang De Javasche Bank (DJB) yang mulai beroperasi pada tahun 1866. DJB sendiri merupakan bank sentral Hindia Belanda sebelum akhirnya dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953. Sebagai salah satu kota pelabuhan penting di pesisir utara Jawa, Cirebon memiliki peran strategis dalam perdagangan, sehingga DJB mendirikan cabangnya di sini untuk mendukung aktivitas ekonomi di wilayah tersebut.
Arsitektur Klasik yang Ikonik
Bangunan ini dirancang oleh biro arsitek ternama di Hindia Belanda, yang juga menangani desain beberapa kantor DJB lainnya di Indonesia. Gaya arsitekturnya mengusung konsep kolonial klasik dengan pilar-pilar tinggi, jendela besar berornamen khas, serta menara yang menjadi ciri khasnya. Keanggunan dan kemegahannya masih terjaga hingga kini, menjadikannya salah satu ikon bersejarah di Cirebon.
Dari Uang Kertas ke Destinasi Wisata Sejarah
Penggambaran gedung ini dalam uang kertas menunjukkan betapa pentingnya peran bangunan ini dalam sejarah perbankan Indonesia. Kini, gedung Bank Indonesia Cirebon tetap berdiri kokoh dan menjadi salah satu daya tarik wisata sejarah bagi para pecinta arsitektur kolonial serta mereka yang ingin menelusuri jejak ekonomi masa lalu.
Gedung ini bukan sekadar warisan arsitektur, tetapi juga simbol perubahan dan perjalanan panjang dunia perbankan di Indonesia. Melihatnya secara langsung, sama seperti menggenggam sepotong sejarah yang pernah diabadikan dalam lembaran uang kertas yang kini menjadi koleksi berharga bagi para numismatis. (Dwi Taufan Hidayat)