Jumat, Januari 24, 2025
No menu items!

Jika Tuhan Mengatur Rezeki Manusia, Mengapa Kita Harus Bekerja?

Must Read

Spesifikasi Buku

Judul: Jika Tuhan Mengatur Rezeki Manusia, Mengapa Kita Harus Bekerja?
Penulis: Imam al-Muhasibi
Penerbit: Turos Pustaka
Format: Soft Cover (13 x 19 cm)
Jumlah Halaman: 208

BUKU ini menjelaskan hubungan antara usaha manusia dan ketentuan Allah dalam rezeki, tanpa menge musampingkan pentingnya kerja keras. Penulis menyajikan penjelasan yang ringan, menggunakan istilah-istilah tasawuf yang mudah dipahami. Dilengkapi pengantar dari Prof. Abdul Kadir Riyadi, Ph.D., buku ini cocok bagi pembaca yang ingin mendalami tasawuf dengan bahasa mengalir. Kekuatan buku ini terletak pada pemaparan teks Arab ayat-ayat Al-Qur’an, hadis, dan kalam ulama sebagai referensi, menjadikannya lebih autentik.

Kita pasti sering mendengar ungkapan “rezeki sudah ada yang mengatur”. Tapi, sudahkah kita memahami apa maksudnya? Jika rezeki sudah dijamin oleh-Nya, buat apa kita harus tetap bekerja mencari rezeki? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang dijawab oleh Imam al-Muhasibi (781-857 M) dalam buku ini.

Terjemahan dari kitab al-Makasib : Jika Tuhan Mengatur Rezeki Manusia, Mengapa Kita Harus Bekerja? ini memberi kita rambu-rambu agar bisa memahami ketentuan rezeki yang sudah Allah tetapkan bagi para hamba-Nya. Meski masa hidupnya hanya berbeda satu setengah abad dengan Rasulullah saw., buku-buku yang ditulis oleh Imam al-Muhasibi terasa sangat modern. Tema-tema yang diusung masih relevan untuk menjawab berbagai persoalan hidup masa kini.

Tidak perlu khawatir akan merasa berat membaca rumusan tasawuf al-Muhasibi, sebab bahasan tasawuf yang diusung oleh mahaguru para sufi ini dikombinasikan dengan pendekatan psikologis. Sehingga melahirkan sebuah pemaparan self-improvement Islam yang dahsyat dan mudah dimengerti. Dengan membaca buku ini, berbagai kecemasan dan keraguan kita akan masa depan dan rezeki akan banyak teratasi. (Dwi Taufan Hidayat)

Kisah Ali bin Abi Thalib Diasuh Rasulullah SAW saat Makkah Dilanda Paceklik

JAKARTAMU.COM | Ketika Ali bin Abi Thalib menginjak usia 6 tahun, Makkah dan sekitarnya dilanda paceklik hebat. Kebutuhan pangan...

More Articles Like This