JAKARTAMU.COM | Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali menggemparkan panggung politik nasional dengan wacana pembentukan partai politik baru bernama “Partai Super Tbk”. Konsep ini digadang-gadang menyerupai perusahaan terbuka (Tbk) yang dimiliki sepenuhnya oleh anggotanya, mirip dengan model koperasi. Langkah ini muncul pasca pemecatan Jokowi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Desember 2024, yang memicu spekulasi mengenai arah politiknya ke depan.
Konsep Partai Super Tbk
Dalam sebuah wawancara dengan Najwa Shihab, Jokowi mengungkapkan keinginannya untuk membentuk partai politik yang “super Tbk”, di mana kepemilikan partai sepenuhnya berada di tangan anggota. “Keinginan kita ada sebuah partai politik yang super Tbk. Artinya dimiliki oleh seluruh anggota,” ujar Jokowi. .
Gagasan ini bertujuan untuk menghindari dominasi segelintir elite dalam partai politik dan memberikan partisipasi lebih luas kepada publik.
Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Utje Gustav, menjelaskan bahwa partai politik super Tbk ini akan beroperasi layaknya koperasi yang dimiliki 100 persen oleh anggotanya. “Sekarang kan seperti perusahaan. Yang pegang segelintir orang,” kata Utje. Ia juga menyebut bahwa Jokowi tidak berniat menjadi ketua umum partai baru tersebut, melainkan ingin membangun sistem politik yang lebih inklusif.
Respons dan Tanggapan
Wacana pembentukan Partai Super Tbk ini menuai beragam tanggapan dari berbagai kalangan.
Pro:
Aktivis dan Relawan: Beberapa aktivis dan relawan menyambut baik ide ini sebagai upaya penyegaran dalam sistem perpolitikan Indonesia. Mereka menilai bahwa partai dengan kepemilikan anggota dapat mengurangi praktik oligarki dan korupsi dalam tubuh partai.
Pengamat Politik: Sebagian pengamat melihat langkah ini sebagai inovasi yang dapat meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Model kepemilikan bersama dianggap mampu mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan partai.
Kontra:
Politisi Senior: Beberapa politisi mengkritik rencana ini sebagai bentuk ambisi pribadi Jokowi untuk mempertahankan pengaruh politiknya pasca kepemimpinan. Mereka meragukan efektivitas model partai seperti ini dalam konteks politik Indonesia yang kompleks.
Tokoh Agama: Sejumlah tokoh agama mengingatkan agar pembentukan partai baru tidak menambah fragmentasi di masyarakat. Mereka menekankan pentingnya menjaga persatuan dan menghindari polarisasi yang berlebihan.
Analisis dan Prospek
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr. Andi Wijaya, menilai bahwa konsep Partai Super Tbk merupakan terobosan yang menarik, namun implementasinya akan menghadapi tantangan besar. “Ide ini bagus di atas kertas, tetapi praktiknya membutuhkan komitmen kuat dari semua pihak untuk benar-benar mewujudkan partai yang inklusif dan transparan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nusantara, Rita Permata, berpendapat bahwa keberhasilan partai ini sangat bergantung pada respons masyarakat dan kesiapan infrastruktur politik yang mendukung. “Jika masyarakat antusias dan struktur partai dibangun dengan baik, bukan tidak mungkin Partai Super Tbk menjadi kekuatan baru dalam perpolitikan Indonesia,” katanya.
Kesimpulan
Wacana pembentukan Partai Super Tbk oleh Jokowi membuka diskusi baru tentang reformasi sistem partai politik di Indonesia. Meski menuai pro dan kontra, ide ini mencerminkan upaya untuk menghadirkan alternatif dalam dinamika politik tanah air. Namun, realisasinya memerlukan kajian mendalam dan komitmen bersama agar tujuan membangun partai yang benar-benar mewakili kepentingan rakyat dapat tercapai. (Dwi Taufan Hidayat)