Kamis, Maret 13, 2025
No menu items!
spot_img

#KaburAjaDulu: Jangan Kembali dan Jadilah Duta Islam

spot_img
Must Read

TAGAR #KaburAjaDulu ramai beredar di berbagai akun media sosial anak muda. Apa yang salah dengan kampanye ini? Bagi sebagian orang, kata “kabur” berkonotasi negatif, seolah berarti lari dari realitas. Namun, bukankah kabur juga bisa berarti sekadar “pergi”? Artinya, tidak ada yang salah dengan tagar tersebut. Orang Indonesia sudah terbiasa pergi ke luar negeri, baik untuk belajar, bekerja, maupun sekadar berlibur.

Bahkan dalam Islam, Allah memerintahkan kita untuk menjelajahi dunia:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah yang menjadikan untuk kamu bumi yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS Al-Mulk: 15).

Mari kita berhusnudzon bahwa tagar ini merupakan bentuk sindiran terhadap situasi sosial politik di Tanah Air. Mereka yang menggunakannya mungkin merasa Indonesia kurang memberikan kesempatan yang menguntungkan, dengan negara yang dianggap tidak hadir secara serius dalam memecahkan berbagai persoalan masyarakat. Namun, mari melihat kampanye ini dari sisi positifnya.

Dua Peluang Positif dari #KaburAjaDulu

Pergi untuk KembaliMereka yang pergi ke luar negeri tidak selalu berarti meninggalkan Indonesia selamanya. Banyak yang kembali dengan pengalaman dan ilmu baru untuk mendukung pembangunan di Tanah Air. Namun, agar ini terjadi, pemerintah perlu hadir dengan kebijakan yang memfasilitasi mereka yang ingin belajar atau bekerja di luar negeri serta mendorong mereka untuk kembali dengan kesempatan yang lebih baik.

Rezeki Ada di Mana SajaBagi yang memilih untuk menetap di luar negeri, penting untuk memperkuat keimanan bahwa rezeki telah ditetapkan oleh Allah, di mana pun manusia berada. Tidak ada jaminan bahwa rezeki di luar negeri pasti lebih baik daripada di dalam negeri, sebagaimana firman Allah SWT:

وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak mampu membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan juga kepadamu. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Ankabut: 60).

Menjadi Duta Islam di Negeri Orang

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. KH. M. Saad Ibrahim, MA menyampaikan pernah pernyataan menarik berkaitan dengan hal ini. Ketika mengunjungi anak dan cucunya di Australia, ia berpesan kepada anaknya agar tidak perlu kembali ke Indonesia, tetapi menjadi warga Australia yang menyebarkan misi dakwah Islam di sana.

Pemikiran ini sejalan dengan fenomena Sadiq Khan, seorang Muslim keturunan India yang berhasil menjadi Wali Kota London sejak 2016 dan kembali terpilih pada 2021. “Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, seorang imigran India bisa menjadi pemimpin di negeri yang dahulu menjajahnya,” ujar Kiai Saad.

Maka, jika ada generasi muda Muslim yang bertekad pindah kewarganegaraan, niatkan dan rencanakan sebagai hijrah, bukan sekadar mencari kehidupan yang lebih nyaman. Hijrah ini bisa menjadi cara untuk memperluas misi dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. (*)

spot_img

Mengenal Zakat: Jenis, Ketentuan, Syarat, dan Hikmahnya dalam Islam

JAKARTAMU.COM | Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang memiliki peran penting dalam membangun solidaritas sosial dan keadilan ekonomi. Sebagai...

More Articles Like This