Minggu, April 27, 2025
No menu items!

Kader Muhammadiyah Bergandengan Tangan Mewujudkan Kampung Proklim di Jakarta Barat

Must Read

DALAM hidup, kita tak perlu berambisi menjadi sosok yang ditakuti atau disegani. Yang jauh lebih penting adalah menjadi pribadi yang berguna bagi sesama, di manapun kita berada. Inilah nilai kepemimpinan sejati: hadir untuk memberi manfaat dan menginspirasi.

Keyakinan ini bukan semata pandangan pribadi, tetapi berakar kuat dalam ajaran Rasulullah SAW. Dalam sebuah sabda, beliau bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Awsath, dishahihkan oleh Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahîhah)

Bagi kader Muhammadiyah, menjadi pribadi bermanfaat bukan sekadar anjuran, melainkan bagian dari identitas dan karakter keislaman mereka. Memberi manfaat lebih diutamakan daripada sekadar mencari manfaat, karena tangan yang di atas lebih mulia daripada tangan di bawah.

Semangat inilah yang dibawa Jaringan Tani Muhammadiyah (Jatam) DKI Jakarta ketika mereka menjalin kolaborasi dengan masyarakat RW 05, Kelurahan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. Bersama, mereka berkomitmen menghidupkan Program Kampung Iklim (ProKlim), sebuah program nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memperkuat aksi lokal menghadapi perubahan iklim.

Kolaborasi itu diresmikan dalam kunjungan Jatam pada Minggu (27/4/2025) di Sekretariat RW 05, Jalan Biyak RT 04 RW 05. Di hadapan warga, Dedi Purwanto, Wakil Ketua RW 05 Bidang Kesejahteraan Rakyat, menyampaikan impian besarnya untuk menjadikan RW 05 sebagai Kampung ProKlim tingkat nasional.

“Ini adalah mimpi kami bersama. Dengan dukungan Program Ketahanan Pangan dari Presiden Prabowo, kami sudah menyiapkan program kerja untuk lima tahun ke depan,” ungkap Dedi yang juga alumnus FKIP Uhamka.

Untuk mewujudkan mimpi itu, lahan seluas 3.300 meter persegi yang berstatus fasilitas umum dan fasilitas sosial milik Pemprov DKI Jakarta kini dimanfaatkan oleh warga RW 05 secara swadaya. Tak hanya menanam tanaman, mereka membangun sistem pengelolaan lingkungan berbasis ekonomi sirkular.

Salah satu program unggulannya adalah Bank Sampah Tanjung Pura RW 05. Bank sampah ini bertujuan mengurangi timbunan sampah hingga nol. Sampah organik diolah menjadi maggot untuk pakan ternak, sementara sampah anorganik diubah menjadi kerajinan tangan, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat.

Tidak hanya itu, warga juga mulai menanam tanaman obat keluarga (TOGA) dan anggur dengan metode hidroponik modern maupun secara tradisional. Tanaman-tanaman ini dipilih karena punya nilai ekonomi tinggi, sehingga bisa menjadi sumber penghasilan baru bagi warga.

Dalam jangka menengah, Kampung ProKlim Pegadungan juga dirancang menjadi media pembelajaran bagi pelajar dari seluruh tingkat pendidikan di Kalideres dan Jakarta Barat. Kampung ini akan menjadi eduwisata modern, tempat anak-anak belajar bertani hidroponik, membuat kompos, dan menghasilkan ecoenzyme dari sampah organik.

Harapannya, seperti disampaikan Ketua RW 05, Mulyadi, kawasan ini akan menjadi lingkungan percontohan dengan zero waste—tanpa sampah yang harus dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Sebab, selama ini, Jakarta harus mengirim sekitar 8.000 ton sampah setiap hari ke Bantar Gebang, dan penumpukan sampah menjadi salah satu penyebab banjir yang terus menghantui ibu kota.

Begitulah, kader Muhammadiyah bersama warga RW 05 Pegadungan telah membuktikan gerakan nyata, membawa perubahan dari lingkungan sekitar, demi masa depan yang lebih hijau dan lebih berdaya. (*)

Aiska Tekankan Wasathiyah Islam lewat Baitul Arqam Pimpinan

KLATEN, JAKARTAMU.COM | Universitas ‘Aisyiyah Surakarta (Aiska) menggelar Baitul Arqam Pimpinan di Kampus Aiska pada Sabtu-Minggu (26–27/4/2025) dengan fokus...
spot_img

More Articles Like This