Sabtu, April 12, 2025
No menu items!

Rehat

Istri Syeikh Ibnu Hajar: Antara Zamzam dan Dinar (7)

Pengakuan Oleh: Sugiyati Dunia terasa sepi saat Syeikh Ibnu Hajar duduk di ruang tamu, wajahnya yang teduh seakan menyimpan segudang pertanyaan yang tak terucapkan. Istrinya berdiri di depan pintu, perasaan bersalahnya seperti bara api yang terus membakar hatinya. Setelah semua yang...

PUISI: Budak Ambisi, Tuan Keinginan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di hamparan dunia yang fana,Manusia berlari, tak kenal lelah,Mengejar bayang yang tak berbatas,Diperbudak harta, diperdaya nafsu rakus. Dinar berbisik, dirham memerintah,"Buru aku, kejar aku, habiskan malammu!"Manusia pun tunduk, patuh tanpa ragu,Menukar sujud dengan hitungan angka. Harta berkata,...

Kisah Sufi: Warisan untuk Arif si Rendah Hati

JAKARTAMU.COM | Kisah berikut ini dinukil dari buku "Tales of The Dervishes" karya Idries Shah yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi. Konon ada seorang laki-laki meninggal di tempat yang jauh dari...

Cerpen: Cahaya yang Padam

PAK HARUN duduk di teras rumahnya, menatap jalanan kampung yang semakin ramai oleh kendaraan berlalu-lalang. Angin sore mengusap wajahnya yang penuh garis kehidupan. Di tangannya, secangkir kopi mengepul, tetapi tak lagi ia seruput. Pikirannya melayang jauh, seolah mencari...

PUISI: Di Antara Cahaya dan Bayang, Tutur Kata yang Menyejukkan

Oleh Dwi Taufan Hidayat Tutur Kata yang Menyejukkan Tutur kata bagai cahaya,menyinari jiwa yang gulita,ia bukan sekadar suara,tapi penawar luka yang ada. Lihatlah Rasul, utusan mulia,tak pernah mengutuk, tak pernah mencela,melainkan tutur yang lembut dan bijak,membawa kasih, menghapus resah. Sebait kata mampu...

Istri Syeikh Ibnu Hajar (6): Surat dan Rahasia

Oleh: Sugiyati Rumah itu terasa lebih sunyi daripada biasanya. Syeikh Ibnu Hajar duduk dengan tenang di tempatnya, berzikir tanpa henti, seakan dunia luar tidak pernah mengganggu pikirannya. Namun, istrinya merasa tercekik oleh bayang-bayang yang datang malam itu. Surat yang diberikan...

Di Bawah Pohon Rindang (15): Ujian Berat

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Meskipun perubahan yang terjadi di antara ibu-ibu itu terlihat menjanjikan, hidup tidak selalu memberikan jalan yang mudah. Setiap langkah yang mereka ambil menuju kedamaian dan perbaikan hubungan diuji dengan berbagai peristiwa yang tak terduga. Terkadang,...

CERPEN: Presiden Tanpa Hati

DI sebuah ruang konferensi mewah, para dokter dari berbagai negara berkumpul untuk berbagi pencapaian terbaru dalam bidang kedokteran. Ruangan itu dipenuhi oleh suara diskusi dan tawa ringan, sementara para ahli saling memamerkan kemajuan teknologi medis di negara mereka masing-masing....

Doa di Pagi Sabtu: 3 Puisi Dwi Taufan Hidayat

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Ya Allah, di fajar yang suci,terbit cahaya menyapa bumi.Di hari Sabtu yang Kau muliakan,kami bersimpuh, mohon ampunan. Dosa kami, dosa ayah bunda,sanak saudara, sahabat tercinta.Luruhkan, ya Rabb, dalam rahmat-Mu,basuh hati dengan kasih-Mu. Karuniakan umur yang bermanfaat,sehat, selamat,...

Di Bawah Pohon Rindang (14): Menghadapi Masa Depan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Meskipun langkah mereka menuju pemulihan masih panjang, ada perubahan yang nyata di antara ibu-ibu itu. Setelah percakapan yang penuh emosi di bawah pohon rindang, mereka menyadari bahwa meskipun masing-masing memiliki kesalahan dan kekurangan, mereka memiliki...

Istri Syeikh Ibnu Hajar (6) Tamu Malam

Oleh: Sugiyati Malam turun dengan sunyi yang mencekam. Udara Makkah yang biasanya hangat terasa lebih dingin dari biasanya. Istri Syeikh Ibnu Hajar duduk di sudut ruangan, pikirannya melayang-layang. Dinar itu kini ada di tangan suaminya, dan meskipun ia belum mengakuinya...

CERPEN: Menelusuri Kebenaran di Balik Tuduhan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di sebuah kota kecil yang damai, tersebar kabar tentang seorang dai terkenal yang sering muncul di TV dan YouTube. Namanya sering disebut-sebut dalam obrolan warung kopi hingga mimbar masjid. Kabar itu menyebutkan bahwa dai tersebut, sebut...

Antawirya: Nama yang Terlupakan

SORE itu, hujan turun rintik-rintik di halaman Museum Benteng Vredeburg. Seorang pria paruh baya, berpakaian rapi dengan kopiah hitam, berdiri menatap diorama Perang Jawa. Matanya tajam, penuh perasaan yang sulit diterjemahkan. Namanya Satrio, seorang sejarawan yang tengah meneliti sebuah...

Palestina Tak Akan Tergadai

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di tanah suci yang berlumur darah,jerit langit menangis resah.Serangan datang, janji pun patah,di Tepi Barat, luka bertambah. Amerika bersiasat licik,dengan dusta yang dibuat rapi.Gaza hendak diremuk batin,penghuninya diusir ke negeri asing. Trump menggenggam peta palsu,mengaku penentu takdir...

Istri Syeikh Ibnu Hajar: Antara Zamzam dan Dinar (4)

Dinar yang Hilang Oleh: Sugiyati FAJAR baru saja menyingsing ketika mereka kembali ke rumah. Istri Syeikh Ibnu Hajar masih diliputi perasaan bersalah. Kilauan air Zamzam yang kembali memenuhi sumur semalam seolah menjadi teguran baginya. Namun, ada sesuatu yang mengusik pikirannya—sesuatu yang...

CERPEN: Jejak di Hati yang Tak Terlihat

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Hujan turun perlahan di sudut kota yang nyaris sepi. Cahaya lampu jalan merayapi aspal basah, memantulkan kelamnya malam. Di sebuah warung kecil di pinggir jalan, seorang lelaki tua duduk termenung, menyeruput teh hangatnya yang...

PUISI: Di Hari Jumat yang Suci, Tempatku Beramal

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di hari Jumat, langit bersinar suci,Kami memohon, Ya Allah, ampunan abadi.Dosa kami, orang tua, dan sanak keluarga,Serta sahabat di grup, rahmat-Mu melimpah. Karuniakan umur yang penuh manfaat,Keselamatan, kesehatan, wal afiat.Tunjuki jalan lurus, ridho-Mu yang hakiki,Agar kami...

Di Bawah Pohon Rindang (13): Pembalikan Arah

Oleh: Dwi Taufan Hidayat HARI-hari setelah pengakuan Dina terasa penuh ketegangan. Walaupun di bawah pohon rindang tempat mereka biasa berkumpul kini sepi, ada perubahan yang sangat jelas pada setiap individu di kelompok ibu-ibu itu. Mereka bukan lagi sekadar teman yang...

Istri Syeikh Ibnu Hajar: Antara Zamzam dan Dinar (3)

Hikmah yang Terlambat Oleh: Sugiyati LANGIT Mekah masih diselimuti malam saat mereka berjalan pulang dari sumur Zamzam. Sang istri melangkah pelan, pikirannya berkecamuk. Kilauan dinar yang tadi memenuhi timba masih terbayang di benaknya, tetapi kini bercampur dengan gambaran mengerikan saat...

PUISI: Muraqabah, Dekat dan Taat pada Allah

Doa di Pagi Kamis Alhamdulillah, syukur mengalun,Di pagi Kamis, mentari pun bersinar terang.Sisa umur barokah, anugerah-Nya melimpah,Kesehatan, nikmat, rahmat, taufik menghampiri. Bagi yang sakit, doa kami hantarkan,Semoga kesembuhan segera datang membalut lara.Allah Maha Mendengar, Maha Mengabulkan,Setiap doa yang tulus, dalam harap...

Di Bawah Pohon Rindang (12): Rahasia Dina Terbongkar

Oleh; Dwi Taufan Hidayat Keheningan yang sempat mengisi pertemuan di bawah pohon rindang, perlahan memudar. Meski Rani dan Lila mulai merasa sedikit lega setelah berbagi beban, ada sesuatu yang belum terselesaikan. Sebuah ketegangan yang muncul, bukan hanya karena kisah...

Istri Syeikh Ibnu Hajar: Antara Zamzam dan Dinar (2)

Timba Pertama Oleh: Sugiyati ANGIN malam berembus lirih, membawa suara gemericik air Zamzam yang tenang. Lentera kecil di tangan Syeikh Ibnu Hajar berayun pelan, menciptakan bayangan panjang yang menari di permukaan sumur. Di hadapan istrinya, timba yang baru saja ditarik masih...

PUISI: Doa di Pagi Rabu, Suci dalam Tidur

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di fajar Rabu yang teduh dan suci,kumohon ampun, ya Ilahi,bagi diriku, bagi keluargaku,bagi sahabat yang setia di sisiku. Limpahkan umur penuh cahaya,berkah yang luas, nikmat tiada tara,sehat yang afiat, hati yang damai,melangkah lurus di jalan-Mu yang...

Di Bawah Pohon Rindang (11): Kesaksian Rani

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di bawah pohon rindang yang kini terasa lebih sepi dari sebelumnya, Rani duduk terdiam, matanya menatap kosong ke arah halaman sekolah. Hatinya penuh dengan gelisah, perasaan yang sudah lama ia pendam akhirnya tak bisa lagi...

Cerpen: Es Batu Terakhir di Batavia

Batavia, 1846. Panas menyengat menggantung di langit Batavia. Jalanan berdebu, udara pengap, dan aroma laut bercampur dengan bau keringat manusia yang berlalu-lalang. Di balik jendela kaca Hotel Des Indes, seorang lelaki duduk tenang di sebuah meja kayu jati, jari-jarinya mengetuk-ngetuk...

PUISI: Doa di Hari Selasa, dari Hujan Kita Belajar

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Ya Allah, Pengasih, Penyayang abadi,Di hari Selasa, kami memohon restu-Mu yang tak terperi.Limpatkan ilmu yang bermanfaat, rizki halal nan berlimpah,Agar amalan kami diterima, menjadi bekal di akhir sana. Pagi ini, jadikanlah pembuka jalan yang lapang,Mudahkan urusan...

Istri Syeikh Ibnu Hajar: Antara Zamzam dan Dinar (1)

Pintu yang Tertutup Oleh: Sugiyati MALAM telah larut ketika istri Syeikh Ibnu Hajar melangkah pulang dengan wajah muram. Denting langkahnya di jalanan berbatu terasa berat, seberat hatinya yang penuh amarah dan rasa malu. Ia baru saja ditolak masuk ke pemandian umum...

CERPEN: Satu Detik Terlambat

LANGKAH kakinya gemetar saat memasuki masjid tua di sudut kota. Cahaya lampu temaram berpendar redup, membentuk bayang-bayang di dinding. Udara malam yang dingin seolah menelusup ke tulangnya, menambah gelisah yang sudah mencekam di dadanya. Ahmad berdiri di barisan belakang, memperhatikan...

Di Bawah Pohon Rindang (10): Pertemuan Rahasia Kedua

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Keesokan harinya, kabar tentang kemewahan Lila yang disembunyikan di balik utang semakin menyebar. Ibu-ibu yang semula mengagumi Lila mulai meragukan keberhasilannya. Namun, Lila mencoba untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan kegelisahannya di depan orang lain....

PUISI: Tebusan Tanah dalam Bayang Kekuasaan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di bawah bayang kekuasaan hitam,Tanah dan sawah jadi taruhan,Oligarki berani kejam,Menghargai murah harga kemanusiaan. Tanah dan sawah Wapres terhimpit,Dihargai seolah tak berarti,Namun di PIK2 tanah elit,Dilindungi kuat, tak tersentuh harga diri. Anak buah mereka dikerahkan,Bukan untuk keadilan, bukan...

Latest News

Muhammadiyah dan Politik Kebangsaan: Sikap yang Tegas dan Jelas

Oleh: Sugiyati, S.Pd SEJAK berdiri pada tahun 1912, Muhammadiyah selalu berpegang pada prinsip bahwa Islam harus menjadi kekuatan...