“Dalam waktu dua hari, ayam Kedu sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Selain itu, ayam Kedu memiliki potensi produksi telur yang tinggi, mencapai 50 butir dalam satu siklus bertelur, dua kali lipat dari ayam biasa,“ jelas Hadi.
Hadi juga menambahkan bahwa saat ini, dengan sistem manajerial khusus seperti clustering kandang agar menjaga garis keturunan, serta dengan memberikan pakan khusus, kandang ayam Mnelabesa sudah memiliki 48 ekor ayam Kedu, dengan kemampuan bertelur 39 butir per hari.
Baca juga: Sukses Tanwir Kupang Memacu Dakwah Muhammadiyah di NTT
“Telur-telur ini nantinya akan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di desa setempat, serta warga lainnya yang membutuhkan,“ terang Hadi
Dalam kegiatan ini, diserahkan pula bantuan bibit tanaman serta sarana prasarana untuk pengembangan peternakan ayam petelur yang telah terbangun.
Dukung Program Kesehatan
Sebanyak 1.555 bibit pohon yang terdiri atas pohon aren, kelor, bambu, dan jambu mete diharapkan dapat menjadi sumber pangan jangka panjang serta menjaga keberlanjutan sumber mata air di desa Tliu.
Sementara Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Amanuban Timur, Abdul Qodir Lenamah mengatakan program ketahanan pangan ini tak hanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga mendukung program kesehatan masyarakat.
Akses yang lebih baik terhadap sumber pangan bergizi seperti telur, dia berharap angka stunting di Tliu menurun. Sebanyak 14 anak kurang dari 2 tahun menjadi penerima manfaat langsung dari program ini. Selalin itu, ada lebih dari 60 anak di panti asuhan dan 53 siswa SD Muhammadiyah Mnelabesa.
Sumber: muhammadiyah.or.id