JAKARTAMU.COM | Sebelum kulkas ditemukan dan menjadi bagian dari kehidupan modern, nenek moyang kita harus menemukan cara alami untuk menjaga makanan tetap segar, termasuk susu. Di Rusia, ada metode unik dan mengejutkan yang telah dipraktikkan selama berabad-abad: memasukkan seekor katak hidup ke dalam kendi berisi susu.
Tradisi ini mungkin terdengar aneh, bahkan menjijikkan bagi sebagian orang. Namun, ada alasan kuat mengapa praktik ini bertahan begitu lama. Penduduk desa di Rusia menyadari bahwa susu yang mereka simpan dalam kendi tetap segar lebih lama jika ada seekor katak di dalamnya. Mereka mungkin tidak memahami alasannya secara ilmiah, tetapi mereka tahu bahwa metode ini efektif mencegah susu menjadi asam atau basi dengan cepat.
Bertahun-tahun kemudian, para ilmuwan menemukan bahwa praktik ini ternyata memiliki dasar ilmiah. Kulit katak, terutama katak dari keluarga Ranidae yang banyak ditemukan di Eropa dan Rusia, mengandung zat antimikroba alami. Penelitian yang dilakukan oleh Albert Lebedev dan timnya menemukan bahwa kulit katak menghasilkan lebih dari 100 senyawa peptida yang bersifat antibiotik. Senyawa ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme penyebab pembusukan dalam susu, sehingga bertindak seperti pengawet alami.
Menariknya, senyawa antimikroba yang ditemukan pada kulit katak ini memiliki efek yang mirip dengan antibiotik modern, bahkan beberapa di antaranya lebih kuat dibandingkan penisilin. Dengan kata lain, nenek moyang kita sudah menerapkan prinsip ilmiah tanpa memahami mekanismenya secara teknis. Mereka hanya mengandalkan pengalaman dan tradisi turun-temurun.
Meskipun metode ini sangat efektif pada zamannya, tentu saja tidak disarankan untuk diterapkan di era modern. Ada risiko kontaminasi dari mikroorganisme atau racun yang mungkin dibawa oleh katak. Selain itu, kini kita memiliki teknologi pendinginan dan metode pengawetan susu yang jauh lebih aman, seperti pasteurisasi dan penyimpanan dalam wadah steril.
Namun, fakta bahwa nenek moyang kita mampu menemukan solusi alami tanpa peralatan canggih tetaplah mengagumkan. Praktik ini menjadi bukti bagaimana manusia selalu mencari cara kreatif untuk bertahan hidup dan memanfaatkan alam sekitarnya. Siapa sangka, seekor katak kecil yang dulu hanya dianggap sebagai hewan biasa, ternyata pernah menjadi “kulkas alami” dalam kehidupan masyarakat pedesaan Rusia? (Dwi Taufan Hidayat)