JAKARTAMU.COM | Di tengah meningkatnya ketegangan dan krisis kemanusiaan, kesaksian baru dari para tahanan Palestina di berbagai penjara mengungkapkan kekejaman yang terus menerus mereka alami.
Menurut laporan terbaru dari Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Otoritas Palestina, sebanyak 54 warga Palestina telah syahid di penjara Israel sejak dimulainya genosida Israel yang terus berlangsung.
Banyak tahanan lainnya, terutama dari Gaza, belum ditemukan dan dikhawatirkan dibunuh secara misterius. Berbagai kesaksian menunjukkan penggunaan penyiksaan sebagai senjata perang oleh pihak Israel.

Tahanan yang berasal dari Gaza mengalami brutalitas dan dehumanisasi yang ekstrem. Mereka melaporkan kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan, termasuk penyebaran penyakit kudis yang semakin parah di dalam penjara. Banyak tahanan menderita luka dan bisul akibat infeksi, dengan beberapa dari mereka bahkan tidak bisa tidur karena rasa gatal yang tak tertahankan.
Salah satu tahanan, yang dikenal dengan inisial MR, menceritakan pengalamannya yang mengerikan. Ia ditahan di Kota Sheikh Zayed dan mengalami penyiksaan fisik yang tak henti-hentinya. ”Saya dibelenggu, ditutup matanya, dan tidak diperbolehkan bergerak selama 24 jam,” ujarnya. Selama interogasi, ia dipaksa menandatangani pengakuan palsu di bawah ancaman kekerasan.
Kondisi di Penjara Negev semakin memburuk, dengan beberapa tahanan melaporkan penderitaan akibat penyakit kudis yang menyebar. Tahanan MH menggambarkan pengalaman menyedihkan selama 27 hari penahanannya, di mana ia mengalami pemukulan brutal dan perlakuan merendahkan, seperti disiram air limbah.
“Rasanya seperti hidup dalam kematian,” ungkapnya, menyoroti penderitaan yang dialami banyak tahanan lainnya.
Penyiksaan dan pengabaian terhadap kesehatan para tahanan menunjukkan pola kekerasan yang konsisten, yang tampaknya ditujukan secara khusus kepada tahanan Gaza. Kesaksian ini juga muncul di saat jumlah korban jiwa di kalangan tahanan Palestina terus meningkat, dengan banyak di antaranya yang belum ditemukan dan dikhawatirkan tewas secara misterius.
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi yang tidak manusiawi ini, Komisi dan PPS menekankan pentingnya mendokumentasikan setiap kesaksian. Mereka berharap informasi ini dapat menjadi panggilan bagi masyarakat internasional untuk menanggapi dan mendorong perubahan.
Para tahanan Palestina bukan hanya terletak berhadapan dengan penyiksaan fisik, tetapi juga kondisi lingkungan yang tak layak serta ketidakpastian akan masa depan mereka. Penderitaan yang dialami para tahanan di Penjara Naqab mencerminkan realitas pahit yang harus dihadapi dalam konteks konflik yang lebih luas.
Diolah dari berbagai sumber