Sabtu, April 19, 2025
No menu items!

Kekuatan Muhammadiyah

Must Read

Oleh Lambang Saribuana | Ketua Lazismu DKI Jakarta

SELAMA delapan hari membersamai kawan-kawan relawan di posko  pengungsian kebakaran Kemayoran, saya melihat setidaknya ada dua fenomena yang  cukup menarik untuk dijadikan renungan bersama. Yang menurut saya, ini adalah “kekuatan nyata” dari Persyarikatan. Kekuatan yang hanya dimiliki ormas keagamaan dengan spirit  Surat Al Maun.

Pertama, hampir setiap jam ada saja warga, simpatisan, atau pengurus Muhammadiyah datang. ke lokasi bencana. Mereka tidak hanya datang berkelompok, tapi juga sering datang bersama keluarga atau sendiri-sendiri.

Mereka adalah kader akar rumput yang tergerak hatinya semata mata karena Muhammadiyah. Ada pula satu kelompok struktural dari  pimpinan daerah, pimpinan cabang, hingga pimpinan ranting. Mereka langsung datang begitu saja meramaikan posko. 

Sebagian besar kader militan ini  datang dengan membawa buah tangan berupa makanan, kue atau bawaan lain untuk dibagikan kepada masyarakat melalui Posko OMOR (One Muhammadiyah One Response).  Uniknya, beberapa dari mereka hadir tidak semata-mata untuk menunjukkan solidaritas dan kepedulian kepada  saudara kita yang tertimpa musibah.

Baca juga: Mengapa Harus One Muhammadiyah One Response?

Mereka datang juga untuk sekadar menumpahkan rasa  kangen untuk bertemu  dengan sesama kader dari cabang dan ranting lain. Bagi saya itu sangat bagus, lumrah dan manusiawi. Kalau boleh jujur, tanpa posko sekali pun pastilah warga hingga pengurus Muhammadiyah tetap membantu para korban. Karena itu adalah genetik Muhammadiyah. Namun hadirnya Posko OMOR rupanya membuat mereka semakin bersemangat. 

Hal yang kedua yang menarik bagi saya adalah warga Muhammadiyah yang datang selalu menanyakan Baksomu dari  Lazismu, layaknya pernyataan wajib. Dan, beberapa kader mengatakan “tidak ada baksomu, rasanya kurang seru.”

Saya berkesimpulan telah terbentuk gambaran bahwa bakso sudah melekat pada setiap aksi sosial Muhammadiyah, terutama berkaitan dengan kebencanaan. Paling tidak, khususnya di DKI Jakarta. Baksomu rupanya sudah menjadi semacam magnet yang mampu menarik warga Muhammadiyah untuk berkumpul dan membantu penanganan bencana. Baksomu menjadi ikon solidaritas saat terjadi bencana. Baksomu bermetamorfosa menjadi brand ambassador Gerakan filantropi Muhammadiyah.

Baca juga: Pabrik Bakso PWM Jakarta, Kenapa Tidak? 

Dua hal itu bagi saya menarik karena satu hal, yaitu menunjukkan kekuatan Muhammadiyah, The power of Muhammadiyah.  Bila kekuatan tersebut bisa dikelola dan diakselerasi dengan baik, peran sekaligus awareness  Muhammadiyah dalam penanganan bencana semakin tampak. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat terhadap Muhammadiyah pun meningkat.

Kepercayaan tersebut memungkinkan Muhammadiyah untuk semakin banyak mengembangkan rencana ke depan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, namun hemat saya yang paling realistis adalah memperluas jangkauan distribusi bakso dalam setiap aksi kebencanaan melalui sebuah inisiatif yang dapat disebut Baksomu, Baksonya warga Muhammadiyah.

Kenapa Realistis? Gerakan ini hanya perlu memperkuat apa yang telah dilakukan Muhammadiyah melalui Lazismu selama ini. Tidak memerlukan investasi besar untuk infrastruktur baru, sehingga bisa dimulai dengan cepat.

“Baksomu” sudah menjadi simbol yang dikenal dan dicari dalam penanganan bencana sehingga mempermudah implementasi tanpa harus membangun identitas baru. Struktur dan jaringan Muhammadiyah sangat mungkin diberdayakan. Yang perlu diperkuat adalah koordinasi dan logistik.

Dari pengalaman di sejumlah lokasi bencana, konsep dapur umum ”Baksomu” dapat dijalankan segera  dan mampu menarik mitra, baik dari internal Muhammadiyah maupun eksternal. Kiranya, ide ini patut dipikirkan para pengurus pimpinan Muhammadiyah, termasuk organisasi otonom, sebagai langkah strategis dalam aksi penanganan bencana di masa depan. (*)

Akhmad H Abubakar: Kehadiran Gubernur Jakarta Semangati Warga Muhammadiyah

JAKARTAMU.COM | Pimpinan Wiiayah Muhamadiyah (PWM) DKI Jakarta menggelar Halal bi Halal dengan mengusung tema: Menghadirkan Bahagia dalam Dakwah...
spot_img

More Articles Like This