JAKARTAMU.COM | Setiap hati pernah merasakan kedekatan dengan Allah. Saat shalat terasa begitu khusyuk, tilawah Al-Qur’an menyejukkan, dan doa-doa mengalir dengan penuh harap. Dulu, ibadah terasa ringan, bukan beban. Namun kini, apakah perasaan itu masih ada? Atau justru perlahan memudar, tenggelam dalam hiruk-pikuk dunia?
Jangan biarkan ketaatan hanya menjadi kenangan. Jangan biarkan hati semakin jauh dari cahaya-Nya. Allah telah memberi kita petunjuk, maka mintalah agar hati kita tetap teguh di atas jalan-Nya:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”
(QS. Ali Imran: 8)

Pintu Taubat Selalu Terbuka
Sejauh apa pun kita melangkah menjauh, sejauh apa pun kita tersesat, pintu taubat Allah selalu terbuka. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di siang hari, dan membentangkan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di malam hari, hingga matahari terbit dari barat.”
(HR. Muslim no. 2759)
Jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya. Selama nafas masih berhembus, selalu ada kesempatan untuk kembali.
Langkah Kembali kepada Allah
- Bertobat dengan Sungguh-Sungguh
وَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَٰعًا حَسَنًۭا
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu lalu bertobat kepada-Nya, niscaya Dia memberi kenikmatan yang baik kepadamu.” (QS. Hud: 3) - Perbanyak Dzikir dan Ibadah
Hati yang menjauh dari Allah bisa kembali dengan mengingat-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak berdzikir, seperti orang hidup dan orang mati.” (HR. Bukhari no. 6407) - Menjauhi Lingkungan yang Buruk
Agar tetap istiqamah, jauhilah lingkungan yang menjauhkan kita dari Allah dan carilah teman yang mengingatkan kepada-Nya. - Berdoa Agar Ditetapkan dalam Iman
Rasulullah ﷺ sering berdoa:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3522, shahih)
Akhir yang Baik: Husnul Khatimah
Setiap kita pasti akan kembali kepada Allah. Oleh karena itu, kembalilah sebelum terlambat. Jangan biarkan hati terus menjauh hingga tiba saat ajal menjemput. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada akhirnya.”
(HR. Bukhari no. 6607)
Maka, berusahalah agar akhir hidup kita adalah dalam keadaan husnul khatimah—kematian dalam keimanan dan ketaatan kepada Allah.
Kesimpulan
Tidak ada kata terlambat untuk kembali. Sejauh mana pun kita tersesat, selama kita masih hidup, pintu taubat tetap terbuka. Allah tidak pernah menutup pintu bagi hamba-Nya yang ingin kembali.
Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk memperbaiki diri dan mengakhiri hidup dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin. (Dwi Taufan Hidayat)