Kamis, Januari 9, 2025
No menu items!
spot_img

Kenapa Masjid Muhammadiyah Bisa Dikendalikan Paham Lain?

Must Read

DALAM acara diskusi ideopolitor  di Aula H Djuanda PWM DKI Jakarta pada November 2023 lalu Ketua PP Muhammadiyah Drs. H Dahlan Rais menyatakan, “Jangan salahkan orang lain, yang salah itu sekarang pengurus Muhammadiyah jarang yang salat berjama’ah di masjid.”

Dahlan merespons pernyataan atau kritik salah satu peserta tentang masjid Muhammadiyah yang dalam pandangannya dikendalikan gerakan kelompok paham non-Muhammadiyah.

Dahlan pun melanjutkan. ”Saya sebelum ke sini salat subuh di Masjid At Tanwir PP Muhammadiyah, jamaahnya tidak sampai 10 orang. Padahal saya tahu, yang menginap di PP Muhammadiyah cukup banyak, terutama dari kaum mudanya,” kata Dahlan.

Pernyataan Dahlan Rais ini menunjukkan bahwa fenomena kader atau anggota yang tidak meramaikan masjid Muhammadiyah sendiri sudah meluas. Jangan-jangan memang sudah menjadi kebiasaan.

Lihat saja, rapat-rapat pimpinan persyarikatan, rapat pimpinan AUM hanya ditunda sebentar ketika terdengar azan. Setelah azan selesai, bukannya bergegas ke masjid untuk salat tetapi malah melanjutkan rapat.

Muhammadiyah bagaimana pun adalah organisasi Islam. Seyogyanya dan seharusnya tuntunan tuntunan dalam agama dilaksanakan sebaik-baiknya. Bagaimana supaya bisa begitu? Tentu semuanya harus dimulai dari teladan para pimpinan.

Kebijakan salah satu pimpinan cabang Muhammadiyah di DKI Jakarta yang melarang sajadah di ruang kepala sekolah dan ruang guru layak didukung. Dengan begitu kader dan anggota yang sedang berada di kompleks cabang atau perguruan Muhammadiyah salat di masjid.

Hal ini penting dibudayakan. Jangan sampai masjid-masjid Muhammadiyah yang mewah dan megah pun merana tanpa jamaah, lalu bingung ketika “cita rasa” tata cara ibadah masjid tiba-tiba berubah. Itu tidak akan terjadi selama kader, terutama para pengurus dan pimpinan meramaikan masjid dengan salat berjamaah.

Sekadar mengingatkan, salat adalah fondasi terbaik bagi setiap amal kebaikan di dunia. Salat juga menjadi pembeda antara orang Islam dengan orang kafir. Salatlah yang bisa menjadi rahmat serta kemuliaan di akhirat kelak

Pada hari kiamat, salat menjadi amalan yang dihisab pertama kali, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasai, dan At-Tirmidzi.

”Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah shalat. Jika shalatnya baik, sungguh ia beruntung dan sukses. Jika rusak shalatnya sungguh ia menjadi orang yang merugi.” (*)

Muhammadiyah Nilai Proyek PIK-2 Menciderai Hati Masyarakat

JAKARTAMU.COM | PP Muhammadiyah angkat bicara terkait proyek kontroversial PIK 2 yang dinilai sebagai contoh nyata bagaimana pembangunan infrastruktur...
spot_img

More Articles Like This