Anggota Dewan Pakar Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah ini menyoroti berbagai program edukasi dan advokasi lingkungan yang telah dijalankan Muhammadiyah melalui Eco Bhineka, termasuk konservasi sumber daya alam dan pengelolaan limbah.
Dari sudut pandang Kristen, Prof. Dr. Binsar P. P. Simanjuntak, Rektor Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Jakarta, menekankan bahwa teologi lingkungan dalam ajaran Kristen dapat menjadi dasar etis dalam upaya perlindungan lingkungan.
”Nilai-nilai keadilan sosial dan tanggung jawab moral yang diajarkan agama dapat menjadi sarana efektif dalam meningkatkan kesadaran ekologis di masyarakat,” ungkapnya.
Baca juga: Islam Punya Tanggung Jawab Moral Lebih Selamatkan Lingkungan
Sementara Dr. Sapardi dari Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya membahas bagaimana ajaran Buddha menekankan keseimbangan antara manusia dan alam.
“Prinsip Metta (cinta kasih), Karuna (belas kasih), Mudita (simpati), dan Upekkha (keseimbangan batin) menjadi pijakan dalam membangun kesadaran ekologis serta mendorong perilaku yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan,” jelasnya.
Forum diskusi ini juga mendapat dukungan dari Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO) Pemerintah Inggris serta bekerja sama dengan Bappenas dan Oxford Policy Management Limited (OPML). Inisiatif ini bertujuan untuk memaksimalkan peran dan otoritas moral organisasi keagamaan dalam pengelolaan risiko lingkungan serta mendorong pembangunan yang lebih berkelanjutan.