Senin, Februari 24, 2025
No menu items!

Kesaksian Menyayat Hati Direktur RS Gaza, Disiksa dan Ditelanjangi di Penjara Israel

Must Read

JAKARTAMU.COM | Kejam, brutal, dan tak beradab. Begitulah Zionis Israel memperlakukan para tahanan Palestina. Kisah Dr. Hussam Abu Safiya, seorang dokter dan aktivis Palestina yang mengalami berbagai penderitaan selama ditahan, menambah daftar ribuan cerita soal tidak manusiawinya Israel.

Dr. Hussam Abu Safiya, dokter dan aktivis Palestina yang mengalami berbagai penyiksaan selama ditahan Israel. Foto/istimewa

Selama lebih dari sebulan ditahan, penyiksaan fisik dan mental dialaminya bertubi-tubi. Dia bahkan ditelanjangi. Setelah bertemu dengan pengacaranya untuk pertama kalinya pada Selasa (11/2/2025), dia pun membagikan kisahnya.

Dr. Hussam Abu Safiya adalah direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza. Dia ditangkap bersama dengan beberapa staf medis, pasien dan warga sipil, dari rumah sakit Gaza utara oleh pasukan Israel pada 27 Desember 2024 dengan tuduhan terlibat dalam aktivitas terorisme, sebuah klaim yang ia bantah keras.

Dia diinterogasi selama berjam-jam tanpa henti, diancam akan dibunuh, dan dipaksa berdiri dalam posisi yang menyiksa. Dia mengaku mengalami perlakuan kejam, termasuk dipaksa menanggalkan pakaiannya di depan para penyidik.

“Mereka mencoba merendahkan martabat saya sebagai manusia dan sebagai profesional medis,” ujarnya dengan suara bergetar. “Mereka ingin mematahkan semangat saya, tapi saya bertekad untuk tidak menyerah,” tambahnya.

Baca juga: Sniper Israel Tembak Mati Perempuan Hamil 8 Bulan

Awalnya, dia dibawa ke kamp tahanan militer Sde Teiman. Di tempat itu ia ditelanjangi secara paksa, tangannya diborgol, dan dipaksa duduk di atas tanah berkerikil tajam selama sekitar lima jam oleh pasukan Israel. Dia juga menjadi sasaran penganiayaan fisik yang parah, termasuk pemukulan dengan tongkat kejut listrik, serta pukulan berulang kali di dada.

Pada 9 Januari 2025, Abu Safiya dipindahkan ke Penjara Ofer tempat ia ditahan dalam sel isolasi selama 25 hari. Inilah periode yang sangat lama hingga merupakan bentuk penyiksaan tersendiri. Selama waktu ini, ia menjalani interogasi terus-menerus selama 10 hari hingga pada suatu titik dia kehilangan kesadaran karena kesulitan bernapas yang parah.

Lantaran perlakuan itu, Abu Safiya mengalami pembesaran otot jantung. Meskipun telah berulang kali meminta perhatian medis dari otoritas Israel, namun selalu ditolak.

Baca juga: Serangan Israel di Tulkarm Meningkat, Bongkar Rumah dan Fasilitas Pengungsian

Penyiksaan Sistematis Berdampak Trauma Berkepanjangan

Kesaksian Dr. Hussam Abu Safiya bukanlah yang pertama kali muncul. Organisasi hak asasi manusia, baik lokal maupun internasional, telah lama mencatat praktik penyiksaan sistematis terhadap tahanan Palestina di penjara Israel. Menurut laporan B’Tselem, sebuah LSM Israel yang fokus pada hak asasi manusia di wilayah pendudukan, metode interogasi yang digunakan sering kali melanggar hukum internasional, termasuk Konvensi Menentang Penyiksaan PBB.

Ancaman Kekeringan Global 2025: Realitas, Prediksi, dan Langkah Antisipasi

JAKARTAMU.COM | Kekeringan adalah salah satu ancaman global yang semakin meningkat akibat perubahan iklim, eksploitasi sumber daya alam yang...

More Articles Like This