Sabtu, Maret 15, 2025
No menu items!
spot_img

Ketua PWM DKI Jakarta Soroti Tantangan Ideologi Muhammadiyah

spot_img
Must Read

JAKARTAMU.COM | Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Dr. Akhmad H. Abubakar, MM, menekankan pentingnya memperkuat pemahaman keagamaan dan ideologi Muhammadiyah. Ini disampaikan dalam acara Dialog Ideopolitor di Aula Ir. H. Djuanda, Gedung Dakwah Muhammadiyah, Kramat, Jakarta Pusat, Sabtu (15/3/2025).

Abubakar sebagai keynote speaker mengingatkan fenomena masuknya paham ideologi dan politik lain ke dalam tubuh Muhammadiyah. Menurut dia, sejumlah anggota Muhammadiyah terpengaruh ideologi lain dan menjadikannya sebagai alat politik. Hal ini bisa dilihat dari beberapa kecenderungan yang mengkhawatirkan.

Foto/istimewa

Baca juga: Ketua PWM DKI Jakarta Berharap Aisyiyah Pimpin Perubahan

Pertama, sebagian anggota Muhammadiyah turut mendukung dan menyebarkan paham lain yang dianggap baik karena membawa panji-panji Islam. Kedua, orang-orang yang bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) justru menjadi penggerak paham lain, meski mata pencaharian mereka bergantung pada Muhammadiyah.

Ketiga, beberapa anggota dan kader Muhammadiyah secara terang-terangan berpindah ke organisasi lain. Keempat, munculnya opini bahwa Muhammadiyah bukanlah organisasi yang Islami menurut perspektif kelompok tertentu.

“Kenyataan ini sangat ironis. Meski secara ideologis mereka tidak lagi sepaham dengan Muhammadiyah, tetapi masih menggantungkan hidupnya di AUM dan bahkan menjadikan Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk kepentingan politik,” ujar Abubakar.

Muhammadiyah, kata Abubakar, adalah gerakan Islam yang berlandaskan keyakinan kepada Islam. Ruh yang menggerakan dan yang digerakkannya adalah Islam. Begitu juga sifat-sifat dan bentuk gerakan adalah Islam.

Maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar benarnya, yaitu masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridai Allah SWT.

Muhammadiyah, lanjutnya, memahami Islam sebagai ajaran yang harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata, sebagaimana yang dicontohkan oleh pendirinya, KH. Ahmad Dahlan. Menurutnya, KH. Ahmad Dahlan tidak hanya ingin memahami Islam secara teoritis, tetapi juga mengamalkannya dalam bentuk karya nyata.

Jika ada warga Muhammadiyah yang hanya pasif atau bahkan mengikuti paham lain, maka hal tersebut menunjukkan adanya kekurangan pemahaman, kesalahpahaman, atau bahkan ketidakbenaran dalam menjalankan ajaran Islam.

“Jika ajaran Islam dijalankan dengan baik dan benar, maka Islam akan menjadi gerakan yang bermanfaat dan membawa kebahagiaan bagi umat,” tegasnya.

Baca juga: PWM DKI Jakarta Ucapkan Selamat kepada Pramono Anung dan Rano Karno 

Pemahaman Agama Kunci Keberlanjutan Ideologi Muhammadiyah

Abubakar menegaskan bahwa pemahaman agama berpengaruh besar terhadap pola pikir dan sikap hidup. Semakin mendalam pemahamannya tentang Islam, semakin kuat pula pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari.

Islam, yang diturunkan Allah kepada para rasul-Nya sejak Adam hingga Muhammad bersifat universal dan berlaku sepanjang masa. Ia adakah wahyu Allah yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dalam menemukan jalan hidup yang benar.

Oleh karena itu, umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah, harus mengamalkan ajaran Islam secara sungguh-sungguh dan menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

“Pemahaman Islam yang benar harus tampak dalam bentuk karya nyata dan terlaksana dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Abubakar.

spot_img

PBB Prihatin Islamofobia Kian Menggila: Inggris, AS, dan India Jadi Sorotan

JAKARTAMU.COM | Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyatakan kekhawatirannya atas “meningkatnya kefanatikan anti-Muslim”, dan menyerukan kepada pemerintah...

More Articles Like This