Senin, Januari 27, 2025
No menu items!

KH Ali Yafie: Hukum yang Diperkenalkan Al-Qur’an Bukan Sesuatu yang Berdiri Sendiri

Must Read
Miftah H. Yusufpati
Miftah H. Yusufpati
Sebelumnya sebagai Redaktur Pelaksana SINDOWeekly (2010-2019). Mulai meniti karir di dunia jurnalistik sejak 1987 di Harian Ekonomi Neraca (1987-1998). Pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah DewanRakyat (2004), Wakil Pemimpin Harian ProAksi (2005), Pemimpin Redaksi LiraNews (2018-2024). Kini selain di Jakartamu.com sebagai Pemimpin Umum Forum News Network, fnn.co.Id. dan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah FORUM KEADILAN.

JAKARTAMU.COM | Ulama Fikih Prof Dr AG KH Muhammad Ali Yafie mengatakan hukum yang diperkenalkan al-Qur’an bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tapi merupakan bagian integral dari akidah.

Akidah tentang Allah yang menciptakan alam semesta, mengaturnya, memeliharanya dan menjaganya sehingga segala makhluk itu menjalani kehidupannya masing-masing dengan baik dan melakukan fungsinya masing-masing dengan tertib. Hukum Allah meliputi segenap makhluk (alam semesta).

“Melalui suatu pengamatan yang cermat atas segala alam sekitar kita, dapat disaksikan betapa teraturnya alam raya ini. Betapa teraturnya gerakan bintang-bintang pada garis edarnya masing-masing,” tulis Ali Yafie dalam artikelnya berjudul “Konsep Hukum” pada buku “Kontekstualisasi Doktrin Islam” (Paramadina, 1994).

Bumi tempat kita hidup yang berputar pada sumbunya dan beredar pada orbitnya di sekeliling matahari dalam jangka waktu tertentu dan pasti menyebabkan silih bergantinya siang dan malam dan bertukarnya satu musim ke musim lain secara teratur.

Lewat ilmu pengetahuan alam kita diperkenalkan dengan hukum-hukum fisika dan kimia serta biologi, seperti hukum proporsi, hukum konservasi, hukum gerak, hukum gravitasi, hukum relativitas, hukum Pascal, kode genetik, hukum reproduksi dan embriologi.

Penemuan hukum-hukum alam (natuurwet) itu, kata ulama fikih/hukum Islam ini, memberikan informasi yang jelas pada kita betapa alam raya ini mulai dari bagian-bagiannya yang terkecil seperti partikel-partikel dalam inti atom yang sukar dibayangkan kecilnya, sampai kepada galaksi-galaksi yang tak terbayangkan besar dan luasnya, semuanya bergerak menurut ketentuan-ketentuan hukum alam yang mengaturnya.

Dan yang lebih dekat kita renungkan ialah keadaan tubuh jasmani kita sendiri.

Ilmu pengetahuan mengungkapkan, tubuh manusia terdiri dari 50 juta sel, jumlah panjang jaringan pembuluh darahnya sampai 100 ribu kilometer dan lebih dari 500 macam proses kimiawi terjadi di dalam hati.

Tubuh manusia jauh lebih rumit dan menakjubkan daripada pesawat komputer. Prestasi atletik seringkali memperlihatkan tenaga tubuh yang bersifat melar.

Sedangkan ketangguhannya menunjukkan staminanya. Meskipun demikian fungsi-fungsi tubuh yang tidak tampak, lebih mengesankan lagi.

Tanpa kita sadari, tubuh mengatur suhu badan kita, tekanan darah kita, pencernaan dan tugas-tugas lain yang tidak terbilang banyaknya.

Pusat pengatur tubuh, yakni otak memiliki kemampuan merekam dan menyimpan lebih banyak informasi dibandingkan dengan pesawat apapun.

Dalam hubungan ini, kata KH Ali Yafie, dapat kita renungkan salah satu ayat al-Qur’an yang berbunyi, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bakwa al-Qur’an itu adalah benar. (QS. Fusshilat:53)

KH Ali Yafie mengingatkan pesan untuk mengamati, meneliti, memikirkan dan mempelajari alam semesta, sangatlah jelas dan berulang-ulang kali disampaikan dalam sekian banyaknya ayat-ayat al-Qur’an.

Katakanlah! Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS Yunus :101)

… Dan apakah mereka tidak memperhatikan kekuasaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah … (QS. al-A’raf: 185)

…Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang Engkau menciptakan langit dan bumi (seraya berkata) ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksaan neraka. (QS. ‘Ali ‘Imran:190/191)

Rasulullah SAW mengomentari ayat-ayat ini dengan sabdanya, “Celakalah orang yang membaca ayat ini lalu tidak berpikir.”

Petunjuk-petunjuk al-Qur’an yang mengarahkan manusia untuk berpikir, menalar, mengamati dan meneliti yang sifatnya global, dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk lain yang bersifat detail di mana terbayang isyarat-isyarat yang mengacu pada pokok-pokok ilmu pengetahuan tentang alam dan hukum-hukum yang berlaku atasnya.

Misalnya ayat yang berbunyi, “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan ditetapkan manzilah-manzilah (mansion) bagi peredarannya supaya kalian mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungannya. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menguraikan tanda-tanda (kekuasaannya) kepada orang-orang yang mengetahui (berilmu)” (QS Yunus : 5)

“…Dan matahari itu berjalan di tempatnya, itulah ketentuan dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah perjalanan sehingga (setelah ia sampai ke manzilah terakhir) kembalilah ia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mencapai bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing di dalam orbitnya pada beredar. (QS Yasin : 30-40)

Kedua ayat ini cukup jelas isyarat-isyaratnya yang dapat ditangkap ilmu astronomi.

Demikian pula halnya dengan ilmu-ilmu lain yang dapat menangkap isyarat-isyarat berbagai ayat al-Qur’an yang berbicara tentang hewan, tumbuh-tumbuhan, air, awan, kilat, dan tentang manusia sendiri dan kejadiannya serta segala macam permasalahannya. Upaya pengamatan, penelitian dan penalaran lewat ilmu-ilmu yang mempelajari perilaku dan sifat-sifat makhluk-makhluk, baik berupa benda mati maupun makhluk hidup, telah mengungkapkan banyak penemuan yang memperkenalkan kepada kita hukum-hukum yang berlaku dengan pasti atas alam ini.

Kehadiran ayat-ayat yang mengandung isyarat-isyarat yang mengacu pada pengungkapan misteri alam, mendorong minat dan membangkitkan semangat kaum Muslim angkatan-angkatan pertama –yang dapat menghayati ayat-ayat al-Qur’an ini–untuk terjun menggali ilmu pengetahuan yang luas dan khazanah ilmiah bangsa-bangsa Yunani, Romawi, Parsi, India dan Cina di bidang pengetahuan filsafat dan alam, sehingga menghasilkan ilmuwan-ilmuwan besar seperti Ibn Sina, Ibn Rusyd, al-Farabi, al-Ghazali dan serentetan nama besar yang tidak asing bagi dunia ilmu pengetahuan di Timur dan di Barat. (*)

DMI Bangun 10 Masjid di Gaza, Ditargetkan Selesai Awal Ramadan

JAKARTAMU.COM | Dalam langkah yang penuh harapan, Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengumumkan rencana pembangunan 10 masjid semi-permanen di Jalur...

More Articles Like This