Sabtu, Maret 22, 2025
No menu items!
spot_img

KH AR Sutan Mansur: Ulama, Pemimpin Muhammadiyah, dan Pejuang Dakwah

"Islam bukan hanya agama ritual, tetapi harus menjadi kekuatan yang membangun peradaban." – KH AR Sutan Mansur

spot_img
Must Read

JAKARTAMU.COM | KH Abdul Rahman Sutan Mansur atau lebih dikenal sebagai KH AR Sutan Mansur adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah Muhammadiyah dan Islam di Indonesia. Beliau merupakan ulama yang memiliki pemikiran maju dan berperan besar dalam pengembangan organisasi Muhammadiyah, khususnya dalam bidang pendidikan, dakwah, dan pembaruan Islam.

Sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah (1942-1953), KH AR Sutan Mansur membawa organisasi ini melewati masa-masa sulit, terutama saat pendudukan Jepang dan awal kemerdekaan Indonesia. Selain itu, ia juga dikenal sebagai sosok mubaligh yang gigih dalam berdakwah, serta pemimpin yang tegas dalam menegakkan prinsip-prinsip Islam.

Biografi KH AR Sutan Mansur

a. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga

KH AR Sutan Mansur lahir pada 17 Desember 1895 di Maninjau, Sumatra Barat. Ia berasal dari keluarga ulama Minangkabau yang memiliki tradisi Islam yang kuat. Ayahnya, Sutan Cik, adalah seorang pemuka agama yang dikenal sebagai pendakwah, sementara ibunya juga berasal dari keluarga religius.

Sebagai anak yang tumbuh di lingkungan Minangkabau yang kental dengan nilai-nilai Islam, KH AR Sutan Mansur sejak kecil sudah mendapatkan pendidikan agama yang kuat.

b. Pendidikan dan Perjalanan Ilmiah

KH. AR Sutan Mansur menempuh pendidikan agama di berbagai surau dan pesantren di Minangkabau. Beberapa tempat belajarnya antara lain:

✅ Surau di Maninjau – Di sini, beliau mendalami ilmu Al-Qur’an, fikih, dan tasawuf.
✅ Pesantren di Padang Panjang – Belajar di bawah asuhan ulama reformis yang memiliki pemikiran modern.
✅ Muhammadiyah Yogyakarta – Setelah bertemu dengan KH. Ahmad Dahlan, ia tertarik dengan gerakan Muhammadiyah dan mendalami metode dakwah serta sistem pendidikan modern yang dikembangkan oleh organisasi ini.

Melalui pendidikan ini, KH. AR Sutan Mansur menggabungkan pemikiran tradisional Islam dengan pendekatan modern yang rasional dan kontekstual.

Kiprah di Muhammadiyah

Setelah bergabung dengan Muhammadiyah, KH AR Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh penting dalam organisasi ini. Ia aktif berdakwah dan berjuang untuk memperluas pengaruh Muhammadiyah di berbagai daerah.

a. Ketua PB Muhammadiyah (1942-1953)

Pada tahun 1942, KH. AR Sutan Mansur terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah, menggantikan KH. Mas Mansur. Masa kepemimpinannya berlangsung dalam periode yang penuh tantangan, yaitu:

📌 Pendudukan Jepang (1942-1945) – Di masa ini, Jepang memanfaatkan organisasi Islam, termasuk Muhammadiyah, untuk kepentingan mereka. KH. AR Sutan Mansur berusaha mempertahankan kemandirian Muhammadiyah agar tidak terjebak dalam politik kolonial.
📌 Revolusi Kemerdekaan (1945-1949) – Setelah Indonesia merdeka, Muhammadiyah aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Banyak kader Muhammadiyah yang terlibat dalam perang melawan Belanda.
📌 Stabilisasi Pascakemerdekaan (1950-1953) – Setelah perang usai, ia fokus pada rekonstruksi pendidikan dan amal usaha Muhammadiyah yang sempat terganggu akibat perang.

Selama kepemimpinannya, KH. AR Sutan Mansur menekankan pentingnya pendidikan, kemandirian ekonomi umat, serta penguatan dakwah di masyarakat.

b. Peran dalam Dakwah dan Pendidikan

Sebagai seorang ulama, KH AR Sutan Mansur dikenal sebagai mubaligh besar Muhammadiyah. Ia sering melakukan perjalanan ke berbagai daerah untuk menyampaikan dakwah Islam.

Pendekatan Rasional dalam Dakwah
Beliau selalu menekankan pentingnya memahami Islam secara mendalam dan rasional. Menurutnya, umat Islam harus beragama dengan ilmu, bukan sekadar mengikuti tradisi tanpa memahami maknanya.

Pembangunan Sekolah dan Pesantren
Di masa kepemimpinannya, Muhammadiyah terus membangun sekolah, pesantren, dan lembaga sosial untuk memberdayakan umat Islam. Konsep pendidikan Muhammadiyah yang memadukan ilmu agama dan ilmu umum semakin berkembang pesat.

Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan

KH AR Sutan Mansur tidak hanya aktif dalam dakwah, tetapi juga dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

📌 Mendukung Perjuangan Melawan Penjajah
Di masa pendudukan Jepang dan agresi militer Belanda, beliau sering mengajak umat Islam untuk berjuang mempertahankan tanah air. Banyak kader Muhammadiyah yang bergabung dalam Laskar Hizbullah dan Sabilillah, yang menjadi bagian dari perjuangan kemerdekaan.

📌 Anggota KNIP (Dewan Perwakilan Sementara Indonesia)
Setelah Indonesia merdeka, KH. AR Sutan Mansur menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang berperan sebagai parlemen sementara sebelum terbentuknya DPR.

📌 Mengembangkan Organisasi Islam Pasca-Kemerdekaan
Setelah perang usai, beliau tetap aktif dalam membangun kembali umat Islam melalui organisasi Muhammadiyah dan jaringan dakwah lainnya.

Pemikiran dan Warisan

KH AR Sutan Mansur dikenal sebagai pemikir Islam yang progresif. Beberapa pemikiran pentingnya antara lain:

Pendidikan sebagai Kunci Kemajuan Islam
Beliau percaya bahwa kebangkitan Islam harus dimulai dari pendidikan. Oleh karena itu, Muhammadiyah harus menjadi organisasi yang fokus pada pendidikan modern yang berbasis Islam.

Dakwah yang Berbasis Ilmu dan Rasionalitas
Beliau menekankan bahwa dakwah harus dilakukan dengan pendekatan ilmiah, bukan sekadar retorika atau dogma. Islam harus dijelaskan secara rasional agar bisa diterima oleh masyarakat luas.

✅ Pemberdayaan Ekonomi Umat
Menurutnya, umat Islam tidak boleh hanya mengandalkan bantuan atau belas kasihan, tetapi harus mandiri secara ekonomi. Ia mendorong pendirian koperasi dan usaha berbasis syariah.

Akhir Hayat dan Penghormatan

KH AR Sutan Mansur wafat pada 22 Juni 1985 dalam usia 89 tahun. Meskipun telah tiada, warisan pemikirannya masih hidup dalam gerakan Muhammadiyah dan perkembangan Islam di Indonesia.

a. Penghargaan dan Gelar Kehormatan

📌 Namanya diabadikan dalam berbagai lembaga pendidikan dan jalan di beberapa kota di Indonesia.
📌 Dikenang sebagai salah satu tokoh besar Muhammadiyah yang membawa organisasi ini melewati masa-masa sulit.

b. Warisan dalam Muhammadiyah

Pemikiran dan perjuangannya tetap menjadi inspirasi bagi para kader Muhammadiyah, khususnya dalam bidang pendidikan, dakwah, dan kemandirian ekonomi umat.

Dwi Taufan Hidayat

spot_img

Kisah Nabi Nuh: Ketika Bahteranya Terdampar di Bukit Judi di Bulan Asyura

JAKARTAMU.COM | Al-Kisa’i mengatakan, para ulama berselisih pendapat tentang lamanya waktu diamnya air di atas bumi. Di antara mereka...

More Articles Like This