JAKARTAMU.COM | KH M. Djindar Tamimy lahir pada tahun 1915 di Desa Tamim, Surakarta, Jawa Tengah. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beragama dan memiliki semangat keislaman yang kuat.
Sejak kecil, Djindar Tamimy telah menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap ilmu agama. Pendidikan dasarnya dimulai di sekolah-sekolah tradisional Islam, kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Termas, Pacitan, di bawah asuhan KH Dimyathi. Di pesantren ini, ia mendalami ilmu Al-Qur’an, hadis, fikih, dan tasawuf.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Pesantren Termas, Djindar Tamimy melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke berbagai pesantren lain, termasuk Pesantren Jamsaren Solo dan Pesantren Krapyak Yogyakarta. Perjalanan pendidikannya membentuk pemikiran yang luas dan mendalam, menggabungkan tradisi keilmuan pesantren dengan semangat pembaruan Islam ala Muhammadiyah.
Perjuangan di Muhammadiyah
KH Djindar Tamimy memulai perjuangannya di Muhammadiyah pada masa-masa sulit, yakni era penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang. Ia aktif dalam berbagai kegiatan dakwah dan pendidikan, mengajarkan pentingnya pemurnian akidah serta pembaruan pemikiran Islam. Pada tahun 1940-an, ia menjadi salah satu tokoh penting dalam memperkuat jaringan Muhammadiyah di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Ketika Muhammadiyah menghadapi tekanan dari pemerintah kolonial dan rezim Jepang, Djindar Tamimy tetap gigih mempertahankan eksistensi organisasi. Ia turut serta dalam memobilisasi sumber daya manusia Muhammadiyah untuk mendirikan sekolah, masjid, dan rumah sakit sebagai bentuk pelayanan umat. Perannya semakin menonjol setelah Indonesia merdeka, di mana ia terlibat dalam konsolidasi Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern yang berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
Karakter dan Ketekunan Mengajar
KH Djindar Tamimy dikenal sebagai sosok yang rendah hati, disiplin, dan memiliki komitmen kuat terhadap pendidikan. Selama puluhan tahun, ia mengabdikan diri sebagai pengajar di Muallimin dan Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta, dua lembaga pendidikan kader Muhammadiyah yang melahirkan banyak tokoh penting.
Ia mengajar dengan penuh kesabaran dan ketelitian, menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an dan Sunnah. Metode pengajarannya tidak hanya berfokus pada hafalan, tetapi juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mengaitkan ajaran Islam dengan realitas sosial. Murid-muridnya mengenangnya sebagai guru yang tegas namun penuh kasih sayang, selalu memberikan nasihat dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna.
Karya dan Pemikiran
Sebagai seorang intelektual Muslim, KH Djindar Tamimy meninggalkan sejumlah karya tulis yang menjadi rujukan penting dalam wacana keislaman dan ke-Muhammadiyahan. Beberapa karya beliau antara lain:
- Panduan Dakwah Muhammadiyah: Buku ini membahas strategi dan metode dakwah yang efektif sesuai dengan prinsip Muhammadiyah.
- Pemikiran Pembaruan Pendidikan Islam: Karyanya ini menekankan pentingnya integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum dalam sistem pendidikan.
- Tafsir Ayat-Ayat Sosial: Sebuah karya tafsir yang mengaitkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan persoalan kemasyarakatan.
- Risalah Tauhid: Tulisan yang membahas konsep tauhid secara mendalam dan relevansi