Minggu, Maret 9, 2025
No menu items!
spot_img

Kisah Sufi: Tiga Nasihat Berharga dari Seekor Burung

Kisah berikut ini dinukil dari buku berjudul "Tales of The Dervishes" karya Idries Shah yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi".

spot_img
Must Read
Miftah H. Yusufpati
Miftah H. Yusufpati
Sebelumnya sebagai Redaktur Pelaksana SINDOWeekly (2010-2019). Mulai meniti karir di dunia jurnalistik sejak 1987 di Harian Ekonomi Neraca (1987-1998). Pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah DewanRakyat (2004), Wakil Pemimpin Harian ProAksi (2005), Pemimpin Redaksi LiraNews (2018-2024). Kini selain di Jakartamu.com sebagai Pemimpin Umum Forum News Network, fnn.co.Id. dan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah FORUM KEADILAN.

JAKARTAMU.COM | Suatu ketika ada seseorang menangkap seekor burung. Burung itu berkata kepadanya, “Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja aku, dan kau akan kuberi tiga nasihat berharga.”

Burung itu berjanji akan memberikan nasihat pertama ketika masih berada dalam genggaman orang itu, nasihat kedua akan diberikannya ketika ia sudah berada di dahan pohon, dan nasihat ketiga kalau ia sudah mencapai puncak bukit.

Orang itu setuju, dan meminta nasihat pertama.

Kata burung itu:

“Andai kau kehilangan sesuatu, sekalipun kau menghargainya seperti hidupmu sendiri, janganlah menyesalinya.”

Orang itu pun membebaskannya, dan burung itu segera hinggap ke dahan.

Disampaikannya nasihat kedua:

“Jangan pernah percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti.”

Kemudian, burung itu pun terbang ke puncak bukit. Dari sana ia berseru:

“Wahai manusia malang! Dalam tubuhku terdapat dua permata besar, dan kau akan memilikinya, kalau saja tadi kau membunuhku!”

Orang itu sangat kecewa memikirkan kehilangan mendapatkan permata dari burung itu, namun katanya, “Setidaknya, sekarang katakan nasihat ketiga itu!”

Jawab burung itu, “Alangkah tololnya kau, meminta lagi nasihat sedangkan kau belum merenungkan yang dua tadi! Sudah kukatakan padamu agar jangan menyesal kalau kehilangan, dan jangan percaya pada sesuatu yang bertentangan dengan akal. Kini, kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada sesuatu yang konyol dan bersedih hati karena kehilangan! Aku tak cukup besar untuk menyimpan dua permata besar.”

“Kau tolol. Oleh karena itu, kau harus tetap berada dalam keterbatasan yang ditentukan bagi manusia.”

_____

Dalam lingkungan darwis, kisah ini dianggap sangat penting untuk ‘membuat peka’ pikiran murid, menyiapkannya menghadapi pengalaman yang tak bisa diraih dengan cara-cara biasa.
Di samping digunakan sehari-hari di kalangan Sufi, kisah ini terdapat dalam karya klasik Rumi, Mathnawi. Kisah ini ditampilkan juga dalam Divine Book (Kitab Ilahi) karya Attar, salah seorang guru Rumi. Kedua Sufi itu hidup pada abad ketiga belas.

spot_img

Posisi Prabowo dalam Dinamika Politik Kekuasaan Indonesia

MELIHAT perjalanan Prabowo kecil, remaja, hingga tumbuh dewasa dan kini tergolong lansia, plus pengalaman dinas militer dan keluarga yang...

More Articles Like This