GARUT, JAKARTAMU.COM | Klinik Darul Arqam resmi beroperasi. Klinik yang melayani para santri pesantren serta masyarakat Kabupaten Garut ini menandai langkah baru Muhammadiyah memperkuat layanan kesehatan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam peresmian menekankan pentingnya kolaborasi dan komitmen untuk kemajuan masyarakat.
“Garut memiliki potensi besar untuk berkembang, khususnya dalam pendidikan dan kesehatan. Namun, kedua bidang ini masih menjadi tantangan bagi Indonesia. Kita sering tertinggal karena kurang berhasil dalam membangun sistem yang berkelanjutan,” ungkap Haedar, Sabtu (4/1/2025).
Klinik Darul Arqam bukan sekadar fasilitas kesehatan. Haedar menjelaskan bahwa klinik ini mencerminkan implementasi nilai-nilai Surat Al-Ma’un yang diinterpretasikan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Filosofi ini menempatkan pendidikan, kesehatan, dan sosial sebagai pilar penting bagi keberlanjutan hidup masyarakat.
Muhammadiyah, lanjut Haedar, harus terus diisi oleh individu dan organisasi yang berpikiran maju, berlandaskan iman, taqwa, dan akhlak mulia. Klinik Darul Arqam menjadi simbol semangat tersebut, dengan layanan yang mengutamakan kemanusiaan dan memberdayakan masyarakat.
Selain poli umum, klinik ini menyediakan layanan poli umum, poli kesehatan ibu dan anak (KIA), poli gigi, laboratorium, dan fasilitas rawat inap. Haedar berharap kehadiran klinik ini dapat menjadi katalisator kesejahteraan masyarakat Garut dan menginspirasi inisiatif serupa di daerah lain.
Perpaduan Spritualitas dan Pemberdayaan Ekonomi
Fajar Riza Ul Haq, ketua Lembaga Kesejahteraan Keluarga Sosial (LKKS) Muhammadiyah menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat untuk menghadapi tantangan kesehatan dan pendidikan.
“Kehadiran Klinik Darul Arqam adalah wujud nyata kontribusi Muhammadiyah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Garut. Jika Darul Arqam berkembang, hal itu akan membantu meningkatkan indeks pembangunan di daerah ini,” ujar Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah itu.
Fajar juga menggarisbawahi pentingnya peran serta masyarakat dalam mendukung inisiatif seperti ini. Ketika negara belum sepenuhnya hadir, organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah memainkan peran strategis untuk menutup celah tersebut.
Mudir Pesantren Darul Arqam, KH. Ahmad Syaoqie, menyebut klinik ini sebagai jawaban atas keresahan masyarakat akan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas. Klinik Darul Arqam, menurutnya, merupakan simbol kolaborasi antara spiritualitas dan pemberdayaan ekonomi pesantren.
Dia menceritakan dinamika pembangunan klinik ini. Awalnya, Pesantren Darul Arqam telah memiliki balai pengobatan sederhana yang merupakan bagian dari entitas bisnis pesantren. Hingga akhirnya, Klinik Darul Arqam hadir sebagai sarana tolong-menolong dan menghadirkan layanan kesehatan yang mudah dan terjangkau masyarakat.
Syaoqie menambahkan bahwa keberadaan Klinik Darul Arqam mencerminkan visi pesantren sebagai pusat pendidikan, dakwah, dan ekonomi masyarakat. “Ini bukan hanya tentang bertahan, tetapi memberikan dampak nyata. Klinik ini tidak hanya milik pesantren, tetapi juga masyarakat,” tuturnya.
“Klinik ini tidak hanya milik pesantren, tetapi juga masyarakat. Ini bukan hanya tentang bertahan, tetapi memberikan dampak nyata,” jelasnya.