JAKARTAMU.COM | Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Konferensi Mufasir Muhammadiyah II bertempat di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Jakarta pada Jumat-Minggu (13-15/12/2024). Konferensi ini diharapkan menjadi titik awal percepatan penyelesaian Tafsir at-Tanwir yang komprehensif dan sistematis.
Konferensi Mufasir Muhammadiyah II “Mewujudkan Tafsir at-Tanwir Muhammadiyah sebagai Landasan Gerak Pemikiran Tajdid yang Responsif dan Dinamis untuk Memajukan Indonesia dan Mencerahkan Semesta” ini mencakup dua kegiatan utama.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir akan membuka seminar dan lokakarya pada Jumat (13/12/2024). Khutbah iftitah Haedar akan mengupas urgensi Tafsir at-Tanwir bagi warga Muhammadiyah dan masyarakat luas.
Baca juga: Fried Chicken AS pun Kedodoran Dikepung Ayam Goreng UMKM
Sesi seminar menghadirkan narasumber terkemuka seperti Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab MA, dan Prof Dr Abdul Mu’ti, MEd, dengan tema “Metodologi Tafsir Al-Qur’an Kontemporer”. Sementara dalam sesi lokakarya keesokan harinya, peserta akan mengikuti panel forum untk membahas arah dan peta jalan penulisan Tafsir at-Tanwir.
Forum ini para pakar Muhammadiyah, termasuk Prof Dr H Syamsul Anwar, MA., Dr. H. Hamim Ilyas, M.Ag., dan Dr. H. Ustadi Hamsah, M.Ag. Tema-tema lokakarya di antaranya urgensi mufasir di Muhammadiyah, filosofi metodologi Tafsir at-Tanwir, serta prosedur teknis penyajian tafsir.
Selain itu, ada parallel session untuk mempresentasikan dan merevisi naskah tafsir peserta sesuai masukan dari para ahli.
Di hari terakhir, Minggu (15/12/2024), sidang pleno mufasir akan merangkum dan menyampaikan hasil diskusi dari sesi-sesi paralel. Dalam sidang peserta mendapatkan panduan lebih jelas mengenai langkah-langkah lanjutan dalam penyusunan Tafsir at-Tanwir.
Baca juga: Akademi Politik IMM, Wamentrans Viva Yoga Ungkap Kiat Atasi Anggaran
Urgensi Konferensi Mufasir
Konferensi ini memiliki urgensi besar mengingat Muhammadiyah telah lama mendambakan kehadiran sebuah karya tafsir jama’i yang sistematis mencakup 30 juz. Selama ini, karya tafsir di lingkungan Muhammadiyah lebih bersifat tematik.
Sebut saja Tafsir Tematik al-Qur’an tentang Hubungan Sosial Antarumat Beragama; tafsir personal seperti Tafsir al-Hidayah karya Saad Abdul Wahid; atau karya parsial seperti Tafsir Al-Qur’an: Djoez Ke Satoe.
Konferensi mufasir juga bertujuan membangun jaringan intelektual yang menghimpun para mufasir Muhammadiyah. Banyak kader Muhammadiyah telah menekuni kajian tafsir di berbagai lembaga pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri.
Secara khusus, konferensi ini bertujuan mempercepat proses penyelesaian penulisan Tafsir at-Tanwir. Saat ini Tafsir At Tanwir baru terbit hingga Juz 2, yakni Surah Al-Baqarah ayat 1-286 dalam bentuk buku Jilid 1 dan Jilid 2.