Senin, Februari 24, 2025
No menu items!

Konflik Etnis di Yogyakarta, Madas Nusantara Minta Atensi Kapolda dan Gubernur

Must Read

JAKARTAMU.COM | Ketua Umum Ormas Masyarakat Madura Asli (Madas) Nusantara, KRH.HM.Jusuf Rizal,SH mendesak Kapolda dan Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X memberi atensi terhadap masalah konflik etnis Madura Vs Papua di Yogyakarta yang berpotensi menimbulkan carok dan konflik horisontal.

Pernyataan ini terkait seringnya pedagang Madura di Yogyakarta dipalak etnis warga Papua yang menimbulkan keresahan di antara pedagang Madura.

Sebelumnya, Keluarga Madura Yogyakarta (KMY) mengirimkan surat Tantangan Carok kepada Handardo Novriansiroen, tokoh etnis Papua di Yogyakarta. Surat tantangan itu ditanda tangani Ketua KMY, Jugil Adiningrat dan Sekretaris, Fahri Hasyim.

“Pemalakan terhadap pedagang merupakan pelanggaran hukum. Karena itu harus dihentikan. Madas Nusantara selaku Ormas yang mewadahi warga Madura se-Nusantara dan Luar Negeri perlu turut menyikapi agar tidak terjadi Carok,” tegas Jusuf Rizal yang juga Relawan Prabowo Subianto itu.

Untuk itu Jusuf Rizal memberi statemen terhadap masalah tersebut, sebagai berikut :

Pertama, mendesak Kapolda Yogyakarta dan Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X turun tangan mencegah kemungkinan terjadi Carok (Perkelahian Fisik) antara etnis Madura vs etnis Papua di Yogyakarta yang berpotensi menimbulkan konflik horisontal.

Kedua, menghimbau pedagang Madura yang dipalak mendokumentasikan praktik pemalakan di warung-warung Madura (bisa melalui CCTV) sebagai bukti adanya tindakan pelanggaran hukum untuk diproses hukum atas tindakan pemerasan dan pelanggaran hukum lainnya.

“Ormas Madas Nusantara memiliki Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Madas Nusantara serta Brikom (Brigade Komando) Madas Nusantara yang siap membantu warga Madura. Kami punya program Bina-Lindung-Sejahtera,” tegas Jusuf Rizal.

Ketiga, menghimbau etnis Papua di Yogyakarta menghentikan cara-cara yang tidak baik dengan cara memalak Warung Madura, sebab negara ini negara hukum, bukan negara perman. Jika ingin sukses bekerja keraslah. Jangan mau hidup enak dengan cara instans yang dapat merusak citra etnis Papua.

Keempat, meminta Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X agar melindungi seluruh warga Yogyakarta dari praktik-praktik premanisme, khususnya warga Madura yang berusaha di Yogyakarta. Warga Madura bayar Pajak, wajib memperoleh keamanan dan Kenyamanan berusaha.

Kelima, menghimbau masyarakat Yogyakarta ikut melawan praktik-praktik premanisme yang merugikan masyarakat. Yogyakarta dikenal dengan budaya santun serta kota wisata dan pelajar. Jangan sampai ulah segelintir oknum etnis Papua merusak merusak citra Yogyakarta.

“Saya pernah tinggal di Yogyakarta. Adem dan Tentram. Ini harus menjadi perhatian semua masyarakat Yogyakarta. Lawan Premanisme. Usir siapapun yang mau menimbulkan keresahan di Yogyakarta,” tegas Pria yang juga Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu.

Wagub Lampung Jihan Nurlela Tinjau RSUDAM, Soroti Sistem Rekam Medis yang Perlu Diperbaiki

BANDAR LAMPUNG, JAKARTAMU.COM - Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, melakukan kunjungan kerja perdana ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul...

More Articles Like This