JAKARTAMU.COM | Pada awal tahun 2025, dunia media sosial dihebohkan dengan promosi produk perawatan kulit bernama Krim Tarim oleh Salma Rahmatika Abigail, yang akrab disapa Ning Salma, istri dari Gus Ivan Tebuireng. Krim ini diklaim memiliki berbagai manfaat kecantikan, namun belakangan diketahui tidak memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta tidak jelas asal-usulnya.
Klarifikasi dari Pesantren Tebuireng
Menanggapi polemik yang berkembang, Pesantren Tebuireng mengeluarkan pernyataan resmi pada 5 Februari 2025. Dalam pernyataan tersebut, pihak pesantren menegaskan bahwa permasalahan yang melibatkan Salma Rahmatika adalah urusan pribadi dan tidak terkait dengan Pesantren Tebuireng. Mereka juga menekankan bahwa segala aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh Salma di luar tanggung jawab pesantren.
Respons dari Ning Salma
Sebelum akun Instagram-nya dikunci, Ning Salma sempat memberikan klarifikasi melalui Instagram Story. Ia menyatakan bahwa pada Juli/Agustus 2024, dirinya membuka pre-order untuk Krim Tarim sebanyak 40 pcs sebagai bagian dari jasa titip (jastip). Namun, ia menghentikan aktivitas tersebut untuk fokus mengembangkan produk kosmetiknya sendiri.
Peringatan bagi Konsumen
Kasus ini menjadi pengingat bagi konsumen untuk selalu berhati-hati dalam memilih produk perawatan kulit. Penting untuk memastikan bahwa produk yang digunakan memiliki izin edar resmi dari BPOM dan informasi kandungan yang jelas pada kemasannya. Penggunaan produk tanpa izin dapat berisiko bagi kesehatan kulit dan tubuh secara keseluruhan.
Kontroversi Krim Tarim yang melibatkan Ning Salma menyoroti pentingnya kesadaran akan legalitas dan keamanan produk kecantikan. Baik sebagai konsumen maupun influencer, memastikan keamanan dan legalitas produk adalah langkah krusial untuk menghindari dampak negatif di kemudian hari. (Dwi Taufan Hidayat)
