JAKARTAMU.COM | Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menahan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita, bersama suaminya, Alwin Basri, terkait dugaan korupsi di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Penahanan ini dilakukan setelah keduanya beberapa kali mangkir dari panggilan pemeriksaan KPK.
Kronologi Kasus:
Pengungkapan Kasus: Pada Juli 2024, KPK memulai penyidikan terkait dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa di Pemkot Semarang periode 2023-2024.
Pencegahan ke Luar Negeri: Empat orang, termasuk Mbak Ita dan suaminya, dicegah KPK untuk bepergian ke luar negeri terkait kasus ini.
Mangkir dari Pemeriksaan: Mbak Ita dan Alwin Basri beberapa kali tidak memenuhi panggilan KPK untuk pemeriksaan sebagai tersangka, dengan alasan kesehatan.
Penahanan Resmi: Pada 19 Februari 2025, setelah pemeriksaan intensif, KPK resmi menahan Mbak Ita dan suaminya.
Detail Dugaan Korupsi:
KPK mengungkapkan bahwa Mbak Ita dan suaminya diduga terlibat dalam tiga kasus korupsi utama:
- Pengadaan Barang dan Jasa: Dugaan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemkot Semarang.
- Pemerasan: Tindakan pemerasan yang melibatkan sejumlah pihak terkait proyek pemerintah.
- Gratifikasi: Penerimaan gratifikasi dengan nilai mencapai Rp 5 miliar.
Reaksi dan Tindakan Lanjutan:
Penahanan ini menambah daftar kepala daerah yang terjerat kasus korupsi bersama pasangannya. KPK menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi di berbagai lini pemerintahan dan mengimbau para pejabat publik untuk menjaga integritas serta menjauhi praktik korupsi. Kasus ini masih dalam tahap penyidikan lebih lanjut oleh KPK untuk mengungkap detail dan pihak lain yang mungkin terlibat. (Dwi Taufan Hidayat)
