BANDUNG, JAKARTAMU.COM | Pesantren makin terbukti sebagai institusi pendidikan yang berperan penting dalam melahirkan ulama dan intelektual Muslim. Pesantren memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan lembaga pendidikan lain.
Hal ini disampaikan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Hendar Riyadi, menekankan saat menerima kunjungan santri Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Natar, Lampung Selatan, Rabu (5/2/2025).
Dalam sambutannya, Hendar menjelaskan bahwa pesantren tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga pusat integrasi berbagai disiplin ilmu. Ia menyoroti bagaimana para imam mazhab sejak usia dini telah menghafal Al-Qur’an dan mendalami ilmu-ilmu keislaman.
“Menjadi ulama di era modern tetap membutuhkan fondasi yang kuat, seperti hafalan Al-Qur’an serta pemahaman yang mendalam terhadap ilmu keislaman,” ujar Hendar.
![](https://www.jakartamu.com/wp-content/uploads/2025/02/537e76fbb6adfba1ff81a45bce4bd619.jpg)
Tak hanya itu, ia juga memotivasi para santri agar terus menuntut ilmu hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Menurutnya, santri tidak boleh puas hanya dengan pendidikan sarjana, tetapi harus terus melanjutkan ke jenjang magister dan doktoral demi berkontribusi lebih besar bagi umat.
Kunjungan para santri tersebut sekaligus menjadi ajang promosi bagi UM Bandung. Hendar menjelaskan, sebagai bagian dari komitmen terhadap pendidikan berkualitas, UM Bandung terus mengembangkan program akademiknya. Hendar memperkenalkan berbagai fakultas yang tersedia, termasuk Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Sosial dan Humaniora, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Fakultas Agama Islam.
UM Bandung juga sedang dalam proses membuka program studi baru, seperti Bisnis Digital, serta menyiapkan program S2 Manajemen. Selain itu, universitas ini juga tengah menjajaki program double degree untuk Prodi Akuntansi dengan kampus ternama di Malaysia.
“Harapan kami, UM Bandung dapat menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pendidikan berkualitas dan berorientasi masa depan,” ujar Hendar.
Lima Pilar Keberlanjutan Muhammadiyah
Dalam kesempatan itu, Hendar juga mengungkapkan lima faktor utama yang menjaga eksistensi Muhammadiyah hingga mencapai usia ke-112 tahun. Faktor pertama adalah ruh keikhlasan, yang menjadi kekuatan utama dalam gerakan Muhammadiyah sejak didirikan.
Muhammadiyah juga dikenal dengan semangat tajdid atau inovasi. KH Ahmad Dahlan adalah pembaharu dalam sistem pendidikan dengan menggabungkan kurikulum modern dan agama. Inovasi ini terus berkembang hingga kini, seperti yang terlihat di UM Bandung melalui berbagai terobosan, termasuk produk Rotiyu berbahan dasar hanjeli dan rompi pendeteksi jantung.
Faktor ketiga adalah kemampuan membangun jejaring yang solid. Hendar menekankan bahwa keberhasilan Muhammadiyah merupakan hasil kerja sama kolektif yang membentuk ‘supertim’, bukan sekadar kontribusi individu.
Dua prinsip lainnya yang menjadi pilar Muhammadiyah adalah sikap moderat dalam berbagai aspek kehidupan dan keberpihakan kepada kaum dhuafa. Mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, Hendar menegaskan bahwa keberkahan akan selalu menyertai mereka yang membantu sesama.