Sabtu, April 19, 2025
No menu items!

Dwi Taufan Hidayat

CERPEN: Bayangan Masa Lalu, Cahaya Masa Depan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Hujan turun deras di malam yang kelam. Cahaya lampu jalan memantulkan bayangan suram di genangan air yang mengalir di trotoar. Amelia Donovan, seorang wanita berusia tiga puluh lima tahun, duduk di kursi dekat jendela...

PUISI: Doa, Rindu, Malam Seribu Cahaya, dan Ya Hayyu Ya Qayyum

Doa di Hari Jumat Di hari Jumat yang penuh berkah,kudekap rindu dalam lantunan indah.Ampuni kami, wahai Pengasih,dosa yang melekat, noda yang bersilih. Untuk ayah bunda, keluarga tercinta,sahabat setia dalam suka dan duka,limpahkan rahmat tanpa jeda,sehat dan selamat dalam segenap masa. Tunjuki...

Cerpen: Kembali ke Bumi

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Barry "Butch" Wilmore mengamati bola biru kehijauan yang mengambang di kejauhan. Bumi. Rumah. Setelah sembilan bulan yang melelahkan, akhirnya ia dan Suni Williams akan kembali. Di sebelahnya, Suni menatap melalui jendela kecil kapsul SpaceX Crew-9 dengan...

Begundal van Karawang (7): Darah Pengkhianat di Tengah Perlawanan

Cerbung: Dwi Taufan Hidayat Jatmiko berdiri di tengah lingkaran pasukan Loekas. Wajahnya pucat, keringat mengalir deras dari pelipisnya. Matanya bergerak liar, mencari-cari celah untuk melarikan diri, tetapi tak ada jalan keluar. Loekas menatapnya tajam, rahangnya mengeras. Di tangan kirinya, ia menggenggam...

PUISI: Doa, Zikir, di Tengah Ujian, dan Jalan Menuju-Nya

PUISI: Dwi Taufan Hidayat, Doa di Pagi yang Berkah Di ufuk timur fajar merekah,Membawa sinar penuh berkah.Kamis pagi menyapa lembut,Dengan harapan yang tak surut. Alhamdulillah, syukur dipanjat,Atas nikmat yang tiada tersirat.Hidup bernafas dalam rahmat-Nya,Langkah terjaga di jalan cinta-Nya. Wahai Pemilik alam semesta,Limpahkan taufik...

Cerpen: Luka di Jalanan Batu Bara

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Haryono duduk termenung di atas kap truknya yang besar, menatap kosong ke langit malam di tambang batu bara Samarinda. Roda kehidupannya yang keras sebagai sopir membuatnya harus merantau jauh dari rumah, meninggalkan istri dan anak...

Begundal van Karawang (6): Jejak Pengkhianat di Tengah Perjuangan

Cerbung: Dwi Taufan Hidayat Pagi itu, udara lembap menyelimuti sebuah rumah panggung sederhana di pinggiran Karawang. Di dalamnya, Loekas dan beberapa anak buahnya tengah menyusun strategi gerilya berikutnya. Seorang pejuang bernama Burhan baru saja kembali dari perjalanan mengumpulkan informasi. "Belanda...

PUISI: Doa di Tanah Derita, Perang di Ufuk Timur, dan Lakon yang Berulang

Doa di Pagi Rabu Di pagi Rabu yang penuh cahaya,hati berbisik, jiwa meminta,Ya Rabb, ampunilah dosa-dosa,kami, keluarga, sahabat semua. Anugerahkan umur yang berkah,sehat, selamat, jauh dari resah,langkah tertuntun di jalan lurus,ridho-Mu, Ya Allah, tempat kami luruh. Jadikan syukur selalu menyala,atas nikmat yang...

Begundal van Karawang (5): Belanda Murka, Hadiah untuk Kepala Loekas

Cerbung: Dwi Taufan Hidayat Langit pagi di Tambun masih diselimuti kepulan asap hitam dari sisa-sisa kehancuran pos Belanda. Serangan semalam telah membuat kolonial Belanda berang. Sejumlah besar tentara didatangkan dari Jakarta dan Bekasi untuk mengejar para pelaku. Di markas besar Belanda...

5 Puisi Dwi Taufan Hidayat: Selasa Berkah, Intelektual Genit, Kutukan, Produktif, dan Syukur

Selasa yang Penuh Berkah Ya Allah, Pengasih yang tiada tara,Engkau cahaya di fajar Selasa.Limpahkan ilmu yang menyejuk jiwa,Agar terang jalan yang kami tempuh bersama. Rizki halal mengalir berlimpah,Seperti hujan yang menyubur tanah.Jadikan amalan kami Engkau terima,Sebagai bekal menuju surga-Nya. Di pagi ini,...

Latest News

Akhmad H Abubakar: Kehadiran Gubernur Jakarta Semangati Warga Muhammadiyah

JAKARTAMU.COM | Pimpinan Wiiayah Muhamadiyah (PWM) DKI Jakarta menggelar Halal bi Halal dengan mengusung tema: Menghadirkan Bahagia dalam Dakwah...