Sabtu, April 19, 2025
No menu items!

Dwi Taufan Hidayat

CERPEN: Harga Diri

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Malam merayap lambat, menyisakan sunyi yang semakin menusuk ke dalam hati. Rintik hujan menari di atas genting, membentuk simfoni pilu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang tengah patah. Di dalam kamar, Hana duduk bersandar di...

Begundal van Karawang (4): Serangan di Pos Tambun

Cerbung: Dwi Taufan Hidayat Malam menyelimuti Tambun dengan keheningan yang menyesakkan. Di kejauhan, lampu-lampu redup dari pos Belanda menerangi jalan setapak yang dijaga ketat oleh serdadu-serdadu bersenjata lengkap. Loekas Kustaryo dan pasukannya telah mengintai sejak sore, menunggu waktu yang...

PUISI: Doa Cahaya Ramadan, Nuzulul Qur’an, dan Ketaatan

Malam Cahaya: Nuzulul Quran PUISI: Dwi Taufan Hidayat Di sunyi malam yang penuh cahaya,Turunlah firman, petunjuk semesta.Dari Lauh Mahfudz ke langit dunia,Hingga Gua Hira menjadi saksi nyata. Selembar cahaya, sebutir embun,Diutus pada hati yang lembut nan teguh.Mengalirkan hikmah dalam tiap...

CERPEN: Kejayaan yang Terlupakan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di sebuah kota besar, hiduplah seorang pengusaha sukses bernama Rahmat. Ia adalah sosok yang dihormati, kaya raya, dan memiliki segalanya—rumah mewah, mobil berjejer, hingga bisnis yang berkembang pesat. Namun, di balik kejayaannya, ada satu hal yang...

Begundal van Karawang (3): Penyamaran di Tengah Musuh

Cerbung: Dwi Taufan Hidayat Langit pagi di Karawang masih dipenuhi sisa asap dari gerbong yang terbakar semalam. Pasukan Belanda telah bergerak cepat mengamankan lokasi sabotase. Beberapa tentara terlihat sibuk mengevakuasi korban, sementara perwira mereka berteriak-teriak marah, menuntut penjelasan bagaimana...

CERPEN: Air Mata Ibu dan Impian di Balik Gerobak Tahu

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di sebuah kota kecil di Jawa Timur, hidup seorang ibu bernama Bu Sari yang setiap pagi mendorong gerobak tahunya ke pasar. Dengan keringat yang mengalir di pelipisnya, ia menjajakan tahu buatannya dengan penuh kesabaran. Baginya,...

PUISI: Doa, Menuju Takdir, Dusta dan Kemunafikan

Doa Pagi di Hari Ahad Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di fajar yang lembut cahaya merekah,kulangitkan pinta dalam lirih pasrah.Ya Rabb, Yang Maha Agung dan Mulia,rahmat-Mu luas, tiada terkira. Muliakanlah yang membaca doa ini,lapangkan dadanya dari sempitnya diri.Teduhkan jiwanya bagai telaga,sehatkan raganya,...

Begundal van Karawang (2): Sabotase di Rel Kereta

Cerbung: Dwi Taufan Hidayat Dini hari yang gelap menyelimuti jalur rel di utara Karawang. Di kejauhan, suara peluit lokomotif terdengar samar, mendekati dengan kecepatan tetap. Asap hitam mengepul dari cerobongnya, membelah udara yang dingin. Di dalam gerbong, ratusan peti berisi...

CERPEN: Hujan di Balik Pengkhianatan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Hujan turun di luar jendela. Gemericiknya menyelinap masuk ke dalam sunyi, menemani seseorang yang sedang termenung sendirian di sudut kamar. Di atas meja kayu, secangkir kopi masih mengepul, tapi tak sedikit pun disentuh. Tangannya gemetar,...

PUISI: Doa Puasa, Cahaya Hati, dan Ekonomi

Doa di Pagi yang Mulia Di pagi Sabtu yang penuh cahaya,Kupanjatkan doa dengan jiwa yang hampa.Ya Allah, Engkau Yang Maha Kuasa,Ampunilah dosa kami dan keluarga. Orang tua yang tulus membimbing langkah,Saudara dan sahabat yang setia di samping,Limpahkan rahmat-Mu tiada terbilang,Agar hidup...

Latest News

Akhmad H Abubakar: Kehadiran Gubernur Jakarta Semangati Warga Muhammadiyah

JAKARTAMU.COM | Pimpinan Wiiayah Muhamadiyah (PWM) DKI Jakarta menggelar Halal bi Halal dengan mengusung tema: Menghadirkan Bahagia dalam Dakwah...