DI sebuah desa kecil yang damai, hiduplah dua sahabat karib, Siti dan Wati. Mereka berdua terkenal sebagai pengrajin tikar anyaman terbaik di desa itu. Setiap pagi, mereka duduk di bawah rindangnya pohon bambu, menganyam tikar sambil berbincang ringan.
"Wati, kau...
Oleh: Dwi Taufan Hidayat*
DI sebuah ruangan sederhana di sudut Tangerang, Nurhayati Subakat duduk di kursi kayu dengan secangkir teh hangat di tangannya. Udara pagi itu segar, ditemani suara burung yang bersahut-sahutan di luar jendela. Di hadapannya, ada...