Senin, Januari 6, 2025
No menu items!

Mau Generasi Sehat? Sediakan Jajanan Sehat di Kantin Sekolah

Must Read

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024 sebagai turunan Undang-Undang Nomor 17/2023 tentang Kesehatan. PP tersebut memuat 1.072 pasal terkait penyelenggaraan upaya kesehatan, aspek teknik pelayanan kesehatan, pengelolaan tenaga medis dan tenaga kesehatan, teknis perbekalan kesehatan, hingga fasilitas pelayanan kesehatan.

Salah satu pasal dalam aturan ini, yaitu Pasal 202, menggawangi aktivitas pedagang jajanan di sekolah dengan melibatkan peran pemerintah daerah agar menjual jajanan yang sehat. Bagaimana jajanan yang sehat?

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), jajanan yang sehat adalah makanan yang aman, bermutu, dan memiliki nilai gizi. Beberapa kriterianya, bebas cemaran fisik, bebas bahan kimia, tidak mengandung zat pengawet berbahaya.

Kandungan garam, gula, lemak, dan penyedap tidak berlebih. Syukur-syukur kalau tidak memakai penyedap rasa. Selain itu, kaya serat dan protein serta indeks glikemik rendah. Indeks Glikemik (IG) adalah indikator yang menunjukkan seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

IG diukur menggunakan skala 0–100, dan semakin tinggi angkanya, semakin cepat makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah. Para pedagang juga harus menjamin kondisi luaran makanan dan minuman bebas dari zat kimia yang berbahaya.

Potensi Gangguan Ginjal

Aturan ini bertujuan menjaga dan membiasakan anak-anak hidup sehat. Belum lekang dari ingatan kasus gangguan ginjal pada anak gara-gara si anak banyak mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan. Kasus ini seharusnya menjadi pelajaran berharga.

Pakar kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Ira Purnamasari dalam artikel berita kumparan.com menjelaskan, ginjal merupakan organ yang berfungsi menyaring hasil metabolisme dan membuang zat-zat yang tidak diperlukan tubuh melalui urine.

Gagal ginjal merupakan kondisi menurunnya fungsi ginjal dalam menyaring limbah hasil metabolisme dan membuang racun. Sisa-sisa metabolisme yang seharusnya dikeluarkan oleh sistem kemih akhirnya menumpuk di ginjal, yang dalam jangka panjang akan mengakibatkan gagal ginjal.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) itu mengatakan, selain faktor bawaan gagal ginjal bisa disebabkan gaya hidup, di antaranya pola makan tidak sehat. ”Sering mengkonsumsi minuman manis berkemasan, makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi,” jelas Ira.

Ia mengatakan, penanganan pada anak yang mengalami gangguan ginjal terminal adalah dengan cuci darah. Beda dialisis dan hemodialisis adalah, dialisis merupakan proses penyaringan darah menggunakan lapisan perut bagian dalam (peritoneum). Sedangkan hemodialisis adalah proses penyaringan darah menggunakan mesin yang fungsinya seperti ginjal.

Ira lantas memberikan tips menjaga ginjal anak agar tetap sehat. Salah satunya adalah Pertama, perbanyak konsumsi air putih. Air merupakan komponen penting dalam tubuh. Selain berfungsi mencegah terjadinya dehidrasi, air juga berfungsi dalam proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme melalui urine.

Mengkonsumsi air putih dengan cukup menjaga tubuh anak agar tetap terhidrasi dengan baik.

Jika tubuh kekurangan air, maka tubuh akan mengalami dehidrasi, dehidrasi secara otomatis akan menyebabkan penurunan volume urine.

Volume urine yang menurun menyebabkan limbah sisa metabolisme yang seharusnya dikeluarkan melalui urine tidak bisa secara maksimal di buang, yang akhirnya limbah tersebut mengendap dan menumpuk, yang dalam jangka panjang akan mengakibatkan batu ginjal hingga gagal ginjal.

Kedua, hindari makanan dan minuman manis dan softdrink. Makanan dan minuman manis mengandung tinggi kalori yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan anak hingga mengalami obesitas. Tingginya kadar gula dalam darah juga dapat menyebabkan anak terkena diabetes. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah termasuk pembuluh darah yang ada di ginjal.

Ketiga, batasi konsumsi garam. Beberapa makanan yang mengandung tinggi garam seperti makanan cepat saji dan makanan kaleng atau kemasan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam secara berlebih dapat menyebabkan ginjal menurunkan pengeluaran air ke dalam urine.

Kondisi ini menyebabkan retensi cairan (penumpukan air dalam tubuh) yang akhirnya mengakibatkan kenaikan tekanan darah (hipertensi). Beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan proses peradangan dan kerusakan pada ginjal.

Terakhir, tingkatkan aktivitas fisik pada anak, karena hal tersebut dapat membakar kalori yang tersimpan dalam tubuh. Orang tua juga tidak boleh sembarangan memberikan obat pada anak tanpa saran dokter.

Kantin Sekolah Muhammadiyah

Para orang tua tentu ingin anak mereka tetap sehat dan bisa menjaga kesehatan di mana pun. Tetapi kalau lingkungan sekolah tidak mendukungnya, harapan orang tua boleh jadi bertepuk sebelah tangan.

Hasil temuan Jakartamu.com, di kantin sekolah-sekolah dan pondok pesantren Muhammadiyah DKI Jakarta, minuman-minuman berpemanis tinggi dan makanan-makanan ringan bergaram tinggi justru laku keras.

Jajanan memegang peranan penting memberikan tambahan kecukupan gizi, khususnya energi dan protein. Kebiasaan jajan di sekolah terjadi karena 3-4 jam setelah makan pagi perut akan terasa lapar kembali.

Namun, konsumsi jajanan yang berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan apabila pilihan jajanan berupa makanan yang tinggi kalori, lemak, gula, dan rendah zat gizi yang dibutuhkan oleh anak-anak tentunya juga oleh siswa/i di sekolah maupun santri di madrasah dan pondok pesantren

Jika di perhatikan sebagian besar di sekolah sekolah, madrasah maupun pondok pesantren untuk makanan jajanan yang paling laris adalah mi instan. Mi instan hanya dianggap sebagai bukan makanan sehat jika dikonsumsi secara terus menerus.

Mi instan dapat menggantikan makanan bernutrisi karena mengandung karbohidrat tetapi kurang mengandung vitamin, mineral atau serat. Karena padat kalori, bahaya mi instan berpotensi berdampak negatif pada kesehatan bila terlalu sering dikonsumsi.

Di sini bagaimana peran pimpinan pesyarikatan melalui Majelis Dikdasmen atau Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2)  untuk  pondok pesantren, dibutuhkan untuk lebih memperhatikan pembinaan kantin-kantin sekolah dan para pedagang di dalamnya.

Sejarah Muhammadiyah: Rapat Umum di Gedung Bioskop Oranje 1929

JAKARTAMU.COM | Gedung Bioskop Oranje dibuka pada 1907. Ini merupakan kemunculan bioskop pertama di Kota Kembang. Letaknya ada di...

More Articles Like This