CIREBON, JAKARTAMU.COM | Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menyelenggarakan Learning Event bertajuk “Diseminasi Praktik Baik Respon Kejadian Banjir Kabupaten Cirebon,” Senin (22/1/2025). Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi sekaligus meningkatkan efektivitas respons terhadap bencana banjir yang melanda Kabupaten Cirebon pada 17 Januari 2025 lalu.
Hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah tokoh, di antaranya Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Dr. Deni Nurcahya, S.T., M.Si., Rektor UMC, Arif Nurudin, M.T., Wakil Ketua PDM Kabupaten Cirebon, Firdaus Alahudin, Ketua MDMC Kabupaten Cirebon, Syaifudin Januar (Bayu), serta Ketua Lazismu Kabupaten Cirebon, Ranudin. Tidak ketinggalan, perwakilan dari berbagai elemen relawan Muhammadiyah, seperti SIGAB UMC, Mapala MUCI, FKIP UMC, Aisyiyah, Hizbul Wathan, dan Tapak Suci turut hadir.
Ketua MDMC Kabupaten Cirebon, Bayu, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi berdampak pada 6 kecamatan, yaitu Beber, Talun, Sumber, Plumbon, Tengah Tani, dan Weru. Sebanyak 3.609 kepala keluarga (KK) dengan total 11.773 jiwa terdampak langsung oleh banjir tersebut.
“MDMC bersama tim SIGAB UMC dan Lazismu segera melakukan langkah cepat berupa asesmen lapangan, evakuasi warga terdampak, penggalangan dana, hingga distribusi bantuan kemanusiaan,” ujar Bayu.
Selama empat hari, dari 17 hingga 20 Januari 2025, Pos Koordinasi (Poskor) Muhammadiyah yang bertempat di gedung UMC menjadi pusat kegiatan tanggap darurat. Selain menyalurkan bantuan logistik berupa pakaian, makanan, dan alat kebersihan, Poskor juga menghimpun bantuan masyarakat untuk disalurkan ke para korban. Bayu menambahkan bahwa dari total warga terdampak yang terdata, sebanyak 1.428 jiwa telah menerima bantuan, termasuk 85 balita, 83 anak-anak, dan 16 lansia.
Sebagai bagian dari evaluasi, Poskor MDMC melakukan survei kepuasan masyarakat terhadap layanan tanggap darurat. Hasil survei menunjukkan bahwa 65 persen masyarakat merasa sangat puas, 15 persen puas, 15 persen cukup puas, dan 5 persen merasa kurang puas. “Hasil survei ini akan menjadi refleksi untuk meningkatkan kualitas respon ke depan,” tegas Bayu.
Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, mengapresiasi langkah cepat dan kolaborasi yang dilakukan MDMC bersama UMC. “MDMC dan Tim SIGAB UMC menunjukkan peran penting Muhammadiyah dalam penanganan bencana, sekaligus menjadi contoh nyata penerapan kolaborasi pentahelix di Kabupaten Cirebon,” ujarnya. Ia berharap melalui Learning Event ini, lahir rekomendasi strategis untuk memperbaiki penanganan bencana di masa depan.
Rektor UMC, Arif Nurudin, M.T., menyatakan kebanggaannya terhadap kinerja Tim SIGAB UMC, yang meski baru dibentuk kurang dari satu bulan, mampu menunjukkan dedikasi tinggi dalam aksi kemanusiaan. “Ini adalah awal yang baik. Kami berharap Tim SIGAB UMC dapat terus berperan aktif dalam mitigasi, tanggap darurat, dan pemulihan pascabencana,” ungkap Arif.