Rabu, Januari 1, 2025
No menu items!

Media Malaysia Sebut Dugaan Pemerasan di DWP Coreng Citra Polisi Indonesia

Must Read

JAKARTAMU.COM | Dugaan pemerasan terhadap penonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) asal Malaysia pada 13-15 Desember lalu terus menjadi sorotan di Malaysia. Sejumlah media di Negeri Jiran bahkan menyebut tindakan oknum polisi telah mencoreng citra dan wibawa aparat keamanan Indonesia.

Kantor berita Bernama dalam laporannya berjudul 45 Malaysians Allegedly Extorted at Jakarta DWP Concert melaporkan sebanyak 45 warga Malaysia menjadi korban dugaan pemerasan saat menonton konser DWP di Jakarta. Media ini juga menyoroti jumlah nominal uang Rp2,5 miliar yang diduga diperoleh oknum polisi Indonesia dari hasil memeras penonton asal Malaysia.

Media Malaysia lainnya, The Star, juga menyoroti hal serupa. Dalam laporannya, mereka menjelaskan awal mula tindakan pemerasan itu terjadi kepada warga Malaysia yang menonton konser DWP di Jakarta.

Baca juga: Firli Bahuri Absen Pemeriksaan, Beralasan Pengajian Bareng Yatim

Menurut The Star, beberapa oknum polisi Indonesia meminta warga Malaysia pergi ke suatu tempat di samping panggung acara. Di sana, mereka diminta untuk menyerahkan paspornya masing-masing.

Sejumlah oknum polisi kemudian meminta sejumlah uang kepada mereka dengan cara memaksa. Uang tersebut, tulis The Star, digunakan sebagai “tebusan” untuk mengambil paspor yang telah disita.

“Saat itulah aksi pemerasan terjadi. Sebab, teman korban harus menyerahkan sejumlah uang untuk mengambil paspor yang disita,” demikian laporan The Star dalam artikel yang berjudul Malaysian Harassed at Jakarta Music Fest, 18 Indonesia Cops Nabbed seraya mengutip pernyataan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko.

Kasus ini juga menjadi perhatian publik di Indonesia. Pengalaman buruk dari sejumlah warga negara Malaysia yang sedang menonton DWP 2024 di Jakarta pada 13-15 Desember 2024 lalu menjadi viral di media sosial. Dalam pengakuannya, mereka mengaku diperas oleh polisi yang menyamar dalam kerumunan di acara tersebut.

“400+ orang Malaysia mengalami penghinaan ini. Keamanan, uang, dan waktu kami benar-benar habis! Budaya dan tempat belanja negara kalian memang yang terbaik bagi kami, tapi tidak dengan korupsinya,” beber salah satu netizen.

Baca juga: Israel Makin Membabi Buta, Siap Perluas Operasi Militer di Gaza

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengungkap ada dua klaster pelaku pemerasan terhadap penonton DWP 2024 asal Malaysia. Komisioner Kompolnas Chairul Anam menjelaskan secara garis besar terdapat dua struktur pembagian peran dalam aksi pemerasan itu. Klaster pertama, kata dia, merupakan pihak yang memberi perintah pemerasan.

“Biar agak membuka sedikit. Kalau pertanyaannya siapa pelakunya? Ada struktur yang memang bisa menggerakkan orang,” jelasnya kepada wartawan, Rabu (25/12).

Sementara untuk klaster kedua, ia mengatakan terdiri dari para pelaku yang bertugas melakukan pemerasan terhadap korban di lapangan. Polri juga telah melakukan mutasi kepada sebanyak 34 anggotanya buntut kasus dugaan pemerasan warga Malaysia penonton DWP.

Oligarkhi atau Okhlokrasi

Oleh: Irawan Santoso Shiddiq, Jurnalis tinggal di Jakarta Oligarkhi, ini kosakata trending era kini. Hampir semua negara kebingungan dengan...

More Articles Like This