JAKARTAMU.COM | Di tengah gempuran industrialisasi dan urbanisasi, pilihan untuk kembali ke desa sering kali dianggap sebagai langkah mundur. Namun, bagi Yuyun Yunistri, seorang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), keputusan ini adalah awal dari perjalanan besar dalam membangun kemandirian desa melalui pertanian organik berbasis inovasi. Dengan mendirikan Suntaz Agri Indonesia, Yuyun menerapkan konsep integrated farming atau pertanian terintegrasi yang menggabungkan pertanian dan peternakan dalam satu sistem berkelanjutan.

Mengintegrasikan Pertanian dan Peternakan untuk Keberlanjutan
Salah satu tantangan terbesar dalam pertanian konvensional adalah ketergantungan pada pupuk kimia dan sistem produksi yang tidak efisien. Melalui Suntaz Agri Indonesia, Yuyun mengembangkan model yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah peternakan sebagai pupuk organik bagi lahan pertanian. Peternakan domba, sapi, dan ayam yang dikelola secara terpadu menghasilkan pupuk alami yang digunakan untuk menyuburkan tanaman, terutama padi organik.
Konsep circular economy ini memungkinkan siklus produksi yang minim limbah dan efisien secara biaya. Limbah organik dari ternak tidak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk, tetapi juga mendukung produksi pangan yang lebih sehat dan berkualitas tinggi.

Meningkatkan Ekonomi Desa dan Kesejahteraan Petani
Selain inovasi pertanian, Suntaz Agri juga berfokus pada pemberdayaan petani desa. Yuyun dan timnya memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani lokal dalam menerapkan teknik pertanian organik yang berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, petani tidak hanya dibekali keterampilan teknis, tetapi juga diberikan jaminan pasar dengan harga yang stabil.
Di banyak daerah, salah satu tantangan utama petani adalah harga hasil panen yang fluktuatif akibat dominasi tengkulak. Dengan adanya ekosistem yang dibangun oleh Suntaz Agri, petani mendapatkan kepastian ekonomi yang lebih baik, sehingga mendorong regenerasi tenaga kerja muda di sektor pertanian.

Regenerasi Petani Muda: Misi Jangka Panjang
Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa usia rata-rata petani Indonesia adalah 50 tahun ke atas, dengan semakin sedikit generasi muda yang tertarik untuk bertani. Hal ini menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan nasional. Melalui Suntaz Agri, Yuyun berusaha mengubah paradigma bahwa pertanian bukanlah pekerjaan yang kuno, melainkan profesi yang inovatif dan menjanjikan.
Dengan pendekatan berbasis teknologi dan keberlanjutan, Yuyun membuktikan bahwa desa bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang mandiri, bukan sekadar daerah tertinggal yang bergantung pada kota. Model integrated farming yang dikembangkannya menjadi bukti bahwa sektor pertanian dapat menjadi solusi bagi banyak masalah sosial dan ekonomi, seperti pengangguran dan ketimpangan pembangunan.
Menuju Kedaulatan Pangan dan Desa Mandiri
Kisah Yuyun Yunistri adalah representasi dari semangat kebangkitan desa yang berlandaskan inovasi dan pemberdayaan. Dengan menciptakan sistem pertanian yang efisien, berkelanjutan, dan memberdayakan masyarakat, ia telah membuktikan bahwa pulang ke desa bukanlah kemunduran, melainkan langkah maju menuju kemandirian pangan dan ekonomi yang lebih inklusif.
Dalam jangka panjang, model seperti yang dikembangkan oleh Suntaz Agri dapat menjadi solusi nasional untuk mengatasi ketergantungan pada impor pangan dan menciptakan desa yang lebih mandiri dan produktif. Melalui tangan-tangan inovatif seperti Yuyun Yunistri, harapan untuk pertanian Indonesia yang lebih berdaya dan berkelanjutan semakin nyata. (Dwi Taufan Hidayat, Jurnalis)