Kamis, November 21, 2024
No menu items!

Membangun Sinergi Kebersamaan Perspektif Muhammadiyah (5)

Must Read

| Oleh: Drs. SM Hasyir Alaydrus, S.Sos., MM

Melalui kemampuan beraktivitas terkait transformasi, boleh juga dikatakan bahwa manusia dapat berpikir mengenai sesuatu obyek tertentu. Sekali pun, pada obyek itu, secara faktual, keberadaanya di tempat yang sangat jauh.

Oleh karena ada simbol-simbol bahasa yang realiatasnya bersifat abstrak, maka kegiatan berpikir manusia tetap dapat difungsikan. Hal semacam itu, pun sangat memungkinkan bagi manusia untuk memikirkan hal-hal tertentu secara berkelanjutan, bahkan hingga menjangkau sesuatu yang sangat jauh dan belum tampak di bola matanya.

Upaya pemberdayaan SDM dalam perjalanan seabad lebih yang dibesut melalui persyarikatan Muhammadiyah, telah didekati dengan pola pendasaran sumber informasi dan komunikasi yang ruju’ kepada Alqur-an dan Sunnah. Tidak ditemukan pemisahan secara substantif mengenai kaifiyah dalam Alqur-an dan Sunnah dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan pada cara komunikasi mau pun ketika anggota persyarikatan sekadar memberikan informasi; Karena, semua amaliah tersebut, ditujukan dan dimaksudkan untuk meluruskan cara beribadah kepada Alkhaliq dengan jembatan kebahasaan.

Penting dicermati kembali bahwa terdapati dua dimensi bahasa sebagaimana telah disinggung di atas. Dalam proses operasionalisasi Muhammadiyah, terindikasi dua dimensi bahasa itu telah menjadi satu kesatuan untuk saling kuat menguatkan dalam membangun SDM.

Bahasa tersebut, merupakan bahasa kepribadian yang dicirikan rasa tanggung jawab terhadapan Alkhaliq dari waktu ke waktu, dan bahasa yang bersifat universal dalam menata kehidupan bermasyarakat serta membangun kultur sosial menuju struktur sosial dan peradaban yang unsurnya bercirikan pada: amanah, siddiq, tabligh dan fathanah.

Dua dimensi bahasa tersebut, telah terakumulasi menjadi satu kesatuan dalam informasi mau pun komunikasi berkarakter Muhammadiyah. Termasuk, dalam hal Muhammadiyah berkegitatan membangun sistem pemberdayaan SDM sebagai ikhtiar pada penguatan sosok-sosok di internal organisasi; Antaranya, melalui pola-pola perkaderan hingga melaksanakan aktivitas sosial-kemasyarakatan, mau pun da’wah Islam kepada berbagai kalangan.

Aspek kebahasaan yang termenej, selama ini telah memberikan kemampuan untuk berpikir secara teratur dan sistematis di lingkungan Muhammadiyah. Transformasi atas obyek-obyek faktual melalui simbol-simbol abstrak yang diwujudkan lewat perbendaharaan kata-kata, telah pula dirangkaikan dengan tata bahasa setempat (yang ringan dan mudah dipahami). Hal ini menunjukkan ada kegiatan untuk mengemukakan tentang berjalannya pikiran dan ekspresi perasaan. termasuk keyakinan, yang dianut warga persyarikatan.

Organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan, pada gilirannya tidak dapat diklaim jadi milik perorangan, sekali pun bagi setiap orang diberi hak meyematkan identitas sebagai warga Muhammadiyah. Karena, marwah Muhammadiyah memang didesain sebagai wahana memajukan pikiran, meningkatkan ilmu pengetahuan, menyejahterakan kehidupan ummat, mendinamisasi ketrampilan dan kepemimpinan anak-anak bangsa, menggiatkan masyarakat dalam beribadah, menggairahkan generasi muda belajar mandiri, menyumbangkan pikiran untuk terselenggaranya kedamaian, keadilan dan keselamatan dalam bernegara, sekaligus berupaya memahamkan semua kalangan, agar mengaplikasikan ajaran Alqur-an dan Sunnah Rasulullah Saw dalam kehidupan sehari-hari.

| Berlanjut: Membangun Sinergi Kebersamaan Perspektif Muhammadiyah (6)

Buta Maritim, Namarin Kritik Erick Thohir Angkat Heru sebagai Dirut ASDP

JAKARTAMU.COM | Kabar mengejutkan datang dari industri maritim nasional. Pada Selasa, 19 November 2024 lalu, Menteri BUMN Erick Thohir...

More Articles Like This