JAKARTAMU.COM | Dalam kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan pada ujian dan kesulitan. Dalam setiap kesulitan itu, kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah ﷻ dengan penuh kerendahan dan ketergantungan. Allah ﷻ mencintai hamba yang datang kepada-Nya dalam keadaan penuh kehinaan, mengakui kelemahan, dan menunjukkan betapa ia sangat membutuhkan pertolongan-Nya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam As-Sa’di rahimahullah:
استِحْبَابُ الدُّعَاءِ بِتَبْيِيْنِ الْحَالِ وَشَرْحِهَا، وَلَوْ كَانَ اللّهُ عَالِمًا لَهَا، لِأَنَّهُ تَعَالَى، يُحِبُّ تَضَرُّعَ عَبْدِهِ وَإِظْهَارَ ذُلِّهِ وَمَسْكَنَتِهِ
“Disunnahkan berdoa dengan menjelaskan kondisi kesulitan yang dihadapi, meskipun Allah mengetahui kondisi tersebut, karena Allah ﷻ menyukai perendahan hamba, dan sang hamba yang menunjukkan kehinaan dan kelemahannya.”
(Taisiir Kariimir Rahman, hlm. 618)

Allah ﷻ sendiri telah menyeru hamba-hamba-Nya untuk berdoa dengan penuh ketundukan:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.”
(QS. Ghafir: 60)
Dalam ayat ini, Allah ﷻ bukan hanya memerintahkan kita untuk berdoa, tetapi juga memperingatkan bahwa mereka yang enggan berdoa adalah orang-orang yang sombong. Oleh karena itu, semakin kita merendahkan diri di hadapan Allah ﷻ, semakin dekat pula kita kepada rahmat-Nya.
Meneladani Doa Para Nabi
Para nabi adalah contoh terbaik dalam berdoa dengan penuh kerendahan hati. Mereka tidak hanya memohon pertolongan kepada Allah ﷻ, tetapi juga menggambarkan keadaan mereka dengan jelas.
1️⃣ Doa Nabi Zakariya ‘alaihissalam
Ketika beliau mendambakan keturunan, ia berdoa dengan penuh ketulusan dan menjelaskan kelemahannya:
رَبِّ إِنِّي وَهَنَ ٱلْعَظْمُ مِنِّي وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا
“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.”
(QS. Maryam: 4)
Dalam doa ini, Nabi Zakariya ‘alaihissalam menggambarkan kelemahannya, bukan karena Allah ﷻ tidak mengetahuinya, tetapi sebagai bentuk ketundukan dan ketergantungan kepada-Nya.
2️⃣ Doa Nabi Ayyub ‘alaihissalam
Saat menghadapi ujian berat berupa penyakit dan kehilangan, Nabi Ayyub ‘alaihissalam berdoa dengan penuh kepasrahan:
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
*”Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, (Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang.”
(QS. Al-Anbiya: 83)
Lihatlah bagaimana Nabi Ayyub ‘alaihissalam dengan jujur mengungkapkan penderitaannya. Ia tidak sekadar meminta kesembuhan, tetapi juga menyampaikan keadaan dirinya yang lemah dan tak berdaya.
Mengapa Kita Harus Menunjukkan Kehinaan dalam Doa?
✔️ Sebagai bentuk ibadah dan penghambaan
Semakin kita mengakui kelemahan di hadapan Allah ﷻ, semakin kita menyadari bahwa hanya kepada-Nya kita bergantung.
✔️ Meningkatkan ketulusan dan kekhusyukan
Berdoa dengan kondisi hati yang benar-benar membutuhkan membuat doa kita lebih khusyuk dan penuh keikhlasan.
✔️ Menjadi sebab dikabulkannya doa
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ
“Sesungguhnya Allah itu Maha Pemalu dan Maha Mulia. Dia merasa malu jika ada seorang hamba yang mengangkat tangannya kepada-Nya, lalu mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa doa yang disertai dengan ketergantungan dan penuh harapan memiliki peluang besar untuk dikabulkan oleh Allah ﷻ.
Kesimpulan
Jangan ragu untuk berdoa dengan menunjukkan kelemahan dan kebutuhan kepada Allah ﷻ.
Ikuti jejak para nabi yang berdoa dengan penuh kerendahan hati dan menjelaskan kondisi mereka.
Berdoalah dengan keyakinan bahwa Allah ﷻ Maha Pemalu untuk menolak hamba-Nya yang benar-benar berharap kepada-Nya.
Jangan sombong dengan merasa tidak butuh doa, karena Allah ﷻ mencintai hamba yang selalu kembali kepada-Nya.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang selalu tunduk dalam doa dan mendapatkan pertolongan-Nya di dunia dan akhirat. Aamiin. (Dwi Taufan Hidayat)