JAKARTAMU.COM | Di era modern yang penuh hiruk-pikuk, di mana kebanyakan orang lebih asyik menundukkan kepala menatap layar gadget, masih ada jiwa-jiwa yang memilih menundukkan hati dalam ketenangan ayat-ayat suci. Di tengah perjalanan yang padat dalam MRT, di antara suara notifikasi, percakapan, dan kesibukan dunia, mereka yang beriman justru meluangkan waktu untuk berdzikir, membaca firman-Nya, dan meresapi makna kehidupan.
Pemandangan seperti ini bukan sekadar hal langka, tetapi juga sebuah pelajaran bagi kita semua. Di saat dunia semakin sibuk dengan urusan fana, ada sebagian hamba yang tetap setia mencari ridha-Nya. Mereka tidak terpengaruh oleh godaan distraksi, tidak terbuai oleh keasyikan media sosial, dan tidak terjebak dalam kebisingan duniawi. Mereka paham bahwa kehidupan ini adalah perjalanan menuju keabadian, dan waktu yang dimiliki terlalu berharga jika hanya dihabiskan untuk hal yang sia-sia.
Allah ﷻ berfirman:
وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنِ ٱللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.”
(QS. Al-Mu’minun: 3)
Ayat ini menjadi pengingat bagi kita bahwa salah satu ciri orang beriman adalah mereka yang tidak menyia-nyiakan waktunya. Mereka sadar bahwa setiap detik kehidupan harus dimanfaatkan untuk sesuatu yang bernilai ibadah, baik dalam bentuk amal nyata maupun dalam bentuk memperkuat hubungan dengan Allah melalui ibadah-ibadah hati dan lisan.
Lihatlah bagaimana dua sosok dalam gambar ini begitu khusyuk membaca Al-Qur’an. Mereka memilih menyibukkan diri dengan wahyu Allah dibandingkan dengan dunia yang terus bergerak cepat. Bukankah ini cerminan dari hadis Rasulullah ﷺ?
إِنَّ مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.”
(HR. Tirmidzi No. 2317)
Betapa sering kita terjebak dalam hal-hal yang tidak membawa manfaat, baik bagi dunia maupun akhirat kita. Berjam-jam dihabiskan untuk berselancar di media sosial, menonton hiburan tanpa batas, atau membicarakan hal-hal yang tidak ada nilainya. Sementara itu, ada sebagian orang yang memilih untuk mengisi waktunya dengan bacaan yang menghidupkan hati, yang mendekatkan mereka kepada tujuan hidup yang sesungguhnya: menggapai ridha Allah.
Momen ini adalah inspirasi bagi kita semua bahwa beribadah tidak harus menunggu waktu khusus, tidak harus menunggu kondisi ideal. Beribadah bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, di sela-sela kesibukan, di dalam perjalanan, bahkan saat berdiri di tengah keramaian. Hati yang terikat dengan Allah akan selalu mencari cara untuk mengingat-Nya, meskipun dunia di sekitarnya terus bergerak tanpa henti.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا بِذِكْرِ اللَّهِ
“Hendaklah lisanmu selalu basah dengan dzikir kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi No. 3375)
Semoga kita semua bisa meneladani semangat mereka yang tetap menjaga hubungan dengan Allah di mana pun mereka berada. Semoga kita pun mampu menjadikan setiap detik waktu yang kita miliki sebagai kesempatan untuk mendekat kepada-Nya. Karena pada akhirnya, yang akan kita bawa bukanlah jumlah notifikasi di ponsel kita, bukan jumlah tontonan yang kita habiskan, melainkan seberapa banyak kita mengingat dan mentaati-Nya dalam kehidupan ini.
Mari jadikan hidup lebih bermakna dengan mendekat kepada Allah, kapan pun dan di mana pun. Semoga Allah menjadikan kita bagian dari hamba-hamba-Nya yang selalu memanfaatkan waktu dengan kebaikan. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin. (Dwi Taufan Hidayat)