JAKARTAMU.COM | Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengingatkan para siswa bersiap mengarungi era disrupsi. Inilah masa penuh tantangan dan akan semakin menantang ke depan karena perubahan yang cepat.
“Kita sekalian dituntut untuk tidak hanya memiliki kemampuan-kemampuan teknik, kemampuan motorik, serta kemampuan yang bersifat akademik, tetapi juga kemampuan-kemampuan yang disebut dengan soft skill,” kata Mu’ti saat bertindak sebagai pembina upacara di SMAN 3 Semarang, Senin (6/1/2025) melalui keterangan di Jakarta hari ini.
Untuk itu, para siswa dituntut untuk mempelajari keterampilan lain di luar kemampuan akademik. Setidaknya ada empat keterampilan “wajib” yang disebut Mu’ti sebagai soft skill 4 C.
Baca juga: Kemendikdasmen Dukung MK Pertahankan Agama Jadi Pelajaran Wajib
”Skill yang dibutuhkan di abad 21, yaitu critical thinking, creativity, collaboration, dan communication,” ujarnya.
Critical thinking atau berpikir kritis merupakan keterampilan untuk mempertanyakan, menganalisis, menginterpretasi, mengevaluasi, dan mengambil keputusan tentang suatu hal. Proses berpikir ini melibatkan pemikiran yang reflektif, independen, jernih, dan rasional
Ini adalah keterampilan menafsirkan hasil pengamatan, informasi, dan menyusun argumentasi serta penilaian yang dapat diandalkan.
Creativity atau kreativitas adalah keterampilan untuk menghasilkan ide-ide baru yang orisinal, inovatif, dan bermanfaat. Ini adalah proses berpikir di luar kebiasaan untuk menemukan solusi unik atas suatu masalah.
Baca juga: Kemendikdasmen Luncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Collaboration atau kolaborasi adalah keterampilan bekerja sama untuk mencapai tujuan, menyelesaikan masalah, atau menciptakan sesuatu.
Sementara communication atau komunikasi adalah keterampilan menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain dengan baik sehingga dapat dipahami, yang bisa dilakukan melalui secara lisan maupun tulisan.
Selain soft skill 4 C, ada dua hal lain yang juga perlu dikuasai para siswa agar tumbuh menjadi generasi hebat. Keduanya adalah character dan citizenship. Siswa harus punya karakter baik yang menunjukkan identitasnya sebagai generasi masa depan bangsa Indonesia.
“Untuk kita tumbuh menjadi bangsa yang kuat dan generasi yang hebat, diperlukan dua ‘C’ lagi, yaitu character dan citizenship. Generasi Indonesia yang hebat itu adalah mereka yang memiliki kompetensi intelektual, kompetensi sosial, kompetensi spiritual, dan kompetensi-kompetensi yang berkaitan dengan generasi sebagai well being,” tutur Mu’ti.
Baca juga: Mendikdasmen Canangkan Program Prioritas 2025, Ini Daftarnya
Kunjungan Mu’ti ke SMA 3 Semarang selain meninjau pelaksanaan program makan bergizi gratis juga sosialisasi program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Pagi Ceria. Seperti diketahui
7 KAIH meliputi bangun pagi, berdoa, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, serta istirahat cepat.
Sementara program Pagi Ceria dimulai dengan senam, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan berdoa sebelum pelajaran. Kedua program tersebut adalah upaya untuk membentuk anak-anak Indonesia yang hebat, membangun generasi yang memiliki kepribadian yang kuat.
Program yang diluncurkan Desember lalu tersebut menyasar seluruh peserta didik dasar dan menengah. Menurut Kemendikdasmen, lebih dari 8.000 sekolah se-Indonesia telah melaksanakan program ini.