KUPANG, JAKARTAMU.COM | Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengakui kesenjangan pendidikan di Jawa dan luar Jawa masih terjadi. Hal ini dibuktikannya ketika melakukan kunjungan kerja ke Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kami menyadari bahwa kesenjangan kualitas pendidikan masih menjadi tantangan. Terutama antara sekolah-sekolah di Pulau Jawa dan daerah-daerah lainnya. Seperti Nusa Tenggara Timur ini,” kata Mu’ti melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis (5/12/2024).
Masalah kesenjangan ini, lanjut Mu’ti, menjadi perhatian pemerintah. Salah satu langkah konkret atas komitmen pemerintah mengurangi kesenjangan adalah meningkatkan kualitas tenaga pendidik.
Baca juga: Realokasi Anggaran untuk BP Haji Tahun 2026 Menjadi Rp179,740 Miliar
Kualitas pendidik merupakan elemen kunci dalam menciptakan pendidikan yang bermutu. Sangat tidak masuk akal memimpikan pendidikan bermutu dengan sumber daya pendidik kualitasnya biasa-biasa saja, bahkan kurang.
“Guru adalah ujung tombak pendidikan. Karena itu, kami fokus meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka. Baik dalam pengajaran maupun pembimbingan dan pengembangan karakter siswa,” ujarnya.
Mendikdasmen Mu’ti juga berkomitmen mengoptimalkan peran badan-badan terkait peningkatan kualitas pendidikan, mulai Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), Balai Guru Penggerak, dan Unit Pelayanan Teknis di bawah Kemendikdasmen di seluruh Indonesia.
Baca juga: PWM DKI Jakarta Laporkan Realisasi Program di Sidang Tanwir
“Kami berharap semua pihak yang terlibat dalam ekosistem pendidikan di bawah Kemendikdasmen berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di wilayah yang membutuhkan perhatian lebih,” ungkap Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu.
Menurut Mu’ti, salah satu tantangan terbesar bagi Kemendikdasmen adalah memastikan seluruh anak Indonesia di kota dan desa dampat memperoleh pendidikan yang berkualitas.
Oleh karena itu, diperlukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai salah satu tujuan utama pemerintah dalam mengelola pendidikan.
“Kami berupaya agar setiap anak di Indonesia, di manapun mereka berada, dapat mengakses pendidikan yang relevan dan berkualitas. Baik dalam hal kurikulum, metode pengajaran, maupun infrastruktur pendidikan,” ucap dia.
