Jumat, Januari 24, 2025
No menu items!

Mengapa Harus One Muhammadiyah One Response?

Must Read

Oleh Lambang Saribuana | Ketua Lazismu DKI Jakarta

ONE Muhammadiyah One Response (OMOR) sebagai gagasan sudah ada jauh sebelum pandemi melanda dunia. Gagasan ini bertujuan untuk menciptakan respons terpadu dari Muhammadiyah ketika terjadi bencana alam atau peristiwa darurat. Melibatkan seluruh elemen organisasi (majelis, lembaga, dan ortom)  untuk bergerak bersama secara kolektif. Mengibarkan bendera Muhammadiyah, bukan panji panji masing masing. 

Sempat mencuat, konsep OMOR perlahan meredup dan kurang mendapat perhatian yang memadai. Namun ketika pandemi Covid-19 melanda, OMOR kembali muncul ke permukaan. Dalam situasi yang mendesak, berbagai elemen Muhammadiyah, seperti Majelis Pembinaan Kesejahteraan Umum (MPKU), Kokam, Majelis  Pembina Kesejahteraan Sosial (MPKS), Lazismu dan yang lain, bersatu padu, berupaya bergerak bersama.

Namun upaya ini tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. OMOR belum berhasil menjadi gerakan yang menyeluruh dan solid, terutama karena sosialisasi yang belum sampai  ke akar rumput. Pimpinan cabang dan ranting masih banyak yang belum memahami konsep ini.

Meski pimpinan di semua tingkatan  selalu menyerukan kerja bersama, kekompakan, dan mengimbau untuk  menurunkan ego sektoral, implementasi di lapangan ternyata tidak mudah. Setiap majelis, lembaga, atau ortom seolah berlomba untuk bergerak lebih cepat. Kegiatan dilaksanakan tanpa koordinasi kepimpinan yang terintegrasi.

Baca juga: Baksomu dari Kepala Sapi Kurban, Mungkinkah?

Salah satu titik balik penting terjadi di Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta. Ketika terjadi kebakaran besar di Manggarai tanggal 13 Agustus 2024 lalu. Ketika itu saya  mendapat amanat sebagai ketua Lazismu DKI Jakarta. Saya menghadapi situasi sulit,  di mana saya menyimpulkan bahwa akan sangat melelahkan kalau Lazismu bekerja sendirian karena sumber daya manusia yang terbatas.

Saya lalu berkoordinasi dengan MPKS (Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial) DKI Jakarta, Bapak Iqbal Rais.  Kami melakukan brainstorming dan diskusi panjang hampir tiga jam. Dalam diskusi itulah muncul kesadaran bersama untuk menghidupkan kembali gagasan One Muhammadiyah One Respons sebagai bingkai kerja bersama.

OMOR menjadi simbol penyatuan berbagai elemen di Muhammadiyah. Tidak ada lagi bendera MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), tidak ada lagi bendera Lazismu, atau bendera  MPKS yang berdiri sendiri.  Semua melebur menjadi satu bendera dibawah panji panji Muhammadiyah. Semua bergerak di bawah satu nama: OMOR.

Khusus di Muhammadiyah wilayah DKI Jakarta, kebakaran di Manggarai menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran kolektif. Bahwa ego sektoral harus diturunkan demi terciptanya respons yang lebih efektif, efisien dan transparan.

Setelah kebakaran Manggarai, pendekatan OMOR terus diterapkan dalam berbagai kejadian bencana lainnya. Bahkan, di wilayah Jakarta, gagasan ini secara perlahan diterima luas hingga akar rumput.  OMOR membuktikan dirinya mampu mengeliminasi sekat-sekat antar lembaga dan menyatukan gerak Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan bersama.

Baca juga: Muhammadiyah Butuh  Fund Manager

Zulhas Dorong Generasi Milenial Terjun ke Pertanian

JAKARTAMU.COM | Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan mendorong generasi muda memiliki mental petarung sehingga dapat memainkan peran dalam...

More Articles Like This