Selasa, Maret 18, 2025
No menu items!
spot_img

Mengatasi Anak yang Sulit Sekolah dan Cenderung Liar: Sebuah Konsultasi

spot_img
Must Read

Tanya: Saya memiliki keponakan yang saat ini duduk di kelas 9 MTs. Dia sangat sulit untuk sekolah, bahkan berbagai cara sudah dicoba, mulai dari bujukan lembut hingga tindakan tegas. Namun, hasilnya tetap sama—dia tetap enggan bersekolah dan menunjukkan perilaku yang bisa dibilang liar. Rasanya baru kali ini saya menemui anak yang sangat sulit diarahkan.

Saya ingin tahu bagaimana cara mengelola dan memberikan afirmasi serta sugesti positif yang kuat, agar masuk ke dalam pikiran bawah sadarnya dan bisa mengubah perilaku ini. Selain itu, bagaimana cara mendoakan agar secara rohaniah ada perubahan yang lebih baik?

Jawab: Masalah anak yang sulit sekolah memang kompleks dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari lingkungan, pola asuh, trauma, hingga cara belajar yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Sebelum berfokus pada afirmasi dan sugesti, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami penyebab perilaku tersebut.

  1. Mencari Akar Masalahnya
    Setiap anak memiliki alasan di balik sikap mereka. Berikut beberapa kemungkinan yang perlu ditelusuri:
  • Tekanan Akademik: Bisa jadi ia merasa kesulitan memahami pelajaran dan memilih menghindari sekolah.
  • Lingkungan Sekolah: Adakah teman sebaya yang membuatnya tidak nyaman? Bullying atau tekanan sosial bisa membuat anak enggan bersekolah.
  • Kondisi Keluarga: Masalah dalam keluarga, baik yang ia alami langsung atau yang terjadi di sekitarnya, dapat memengaruhi semangatnya dalam belajar.
  • Gaya Belajar yang Tidak Cocok: Ada anak yang lebih nyaman belajar dengan metode non-formal atau berbasis keterampilan dibandingkan dengan sistem sekolah tradisional.

Jika penyebabnya bisa ditemukan, maka pendekatan yang tepat bisa diterapkan untuk membantunya.

  1. Menerapkan Afirmasi dan Sugesti Positif
    Agar afirmasi dan sugesti dapat bekerja dengan efektif, mereka harus diberikan secara konsisten, dengan emosi yang kuat, dan dalam situasi yang memungkinkan otak menerima pesan dengan baik (misalnya saat sedang santai atau menjelang tidur).

Cara memberikan afirmasi dan sugesti yang efektif:

Gunakan kata-kata positif dan spesifik.
Hindari kata negatif seperti jangan malas atau jangan bodoh. Gantilah dengan:

  • Kamu anak yang cerdas dan bisa menghadapi tantangan.
  • Setiap hari, kamu semakin percaya diri dalam belajar.
  • Sekolah adalah tempat yang menyenangkan dan penuh peluang untukmu.

Gunakan nada suara yang lembut dan tenang.
Afirmasi akan lebih masuk ke pikiran bawah sadar jika disampaikan dengan suara yang menenangkan, bukan dalam kondisi marah atau terpaksa.


Gunakan teknik visualisasi.

Bantu dia membayangkan masa depan yang lebih baik jika ia menyelesaikan sekolah. Bisa dikemas dalam bentuk cerita: Bayangkan jika kamu lulus dan punya banyak pilihan dalam hidup. Kamu bisa memilih jalan terbaik yang kamu inginkan.

Gunakan teknik sentuhan (jika dia nyaman).
Sentuhan lembut di pundak atau kepala sambil menyampaikan afirmasi dapat memperkuat sugesti.

Gunakan repetisi.
Afirmasi perlu diulang setiap hari, baik dalam bentuk ucapan, tulisan yang ditempel di tempat yang sering dia lihat, atau bahkan dalam bentuk rekaman suara yang bisa ia dengarkan sebelum tidur.

  1. Menyesuaikan Pendekatan Belajar
    Jika ternyata sekolah formal tidak cocok baginya, apakah ada alternatif lain seperti homeschooling atau pendidikan berbasis keterampilan? Beberapa anak lebih termotivasi belajar dengan metode yang lebih fleksibel.

Selain itu, membuat sistem reward kecil juga bisa membantu. Misalnya, setelah berhasil menyelesaikan tugas sekolah, ia mendapatkan sesuatu yang ia sukai, seperti waktu bermain atau aktivitas yang menarik baginya.

  1. Membangun Hubungan yang Lebih Dekat
    Kadang anak menjadi sulit diarahkan karena merasa tidak dipahami atau hanya dipaksa. Cobalah masuk ke dunianya dengan cara:
  • Menanyakan hobinya dan membahas hal yang ia sukai.
  • Menunjukkan kepedulian tanpa menghakimi.
  • Menciptakan momen kebersamaan di luar topik sekolah agar ia lebih terbuka.
  1. Menguatkan Doa sebagai Ikhtiar Spiritual
    Selain ikhtiar secara fisik dan psikologis, doa memiliki peran penting dalam membimbing anak agar hatinya lebih lembut dan terbuka untuk menerima nasihat. Berikut adalah doa yang bisa dibacakan:

Pembukaan Doa:
“Bismillahirrahmanirrahim. Ya Allah, Tuhan yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, hanya kepada-Mu kami memohon petunjuk dan pertolongan. Kami menghadap-Mu dengan segala kelemahan kami sebagai hamba, memohon kebaikan dan hidayah bagi anak kami/keponakan kami.”

Isi Doa:
_“Ya Allah, Engkau yang Maha Lembut dan Maha Membolak-balikkan hati. Lembutkanlah hati anak kami, tanamkan dalam dirinya kecintaan terhadap ilmu dan kebaikan. Jauhkanlah ia dari rasa malas, ketidakpedulian, dan sikap memberontak. Lapangkan dadanya untuk menerima nasihat yang baik, tumbuhkan dalam dirinya kesadaran bahwa ilmu adalah cahaya yang akan membimbingnya menuju masa depan yang lebih baik.

Ya Allah, jika ada beban di hatinya yang membuatnya enggan belajar, angkatlah beban itu. Jika ada pengaruh buruk yang menjauhkannya dari kebaikan, jauhkanlah ia darinya. Jika ada kebingungan dalam jiwanya, berikanlah ketenangan dan petunjuk yang lurus.

Ya Allah, bimbinglah dia agar menjadi anak yang sholeh/sholehah, yang berbakti kepada orang tua dan mau menuntut ilmu demi kemaslahatan dunia dan akhiratnya. Jadikanlah kami sebagai keluarga yang bisa menjadi teladan baginya, yang mampu membimbingnya dengan kesabaran dan kasih sayang.”_

Penutup Doa:
“Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun, waj’alna lil muttaqina imama.
Ya Allah, kabulkanlah doa kami. Amin, ya Rabbal ‘alamin.”

  1. Jika Diperlukan, Cari Bantuan Profesional
    Jika berbagai cara sudah dicoba tetapi tidak ada perubahan, mungkin ada faktor psikologis yang lebih dalam. Konsultasi dengan psikolog pendidikan atau konselor bisa menjadi solusi untuk mendapatkan pendekatan yang lebih tepat.

Kesimpulan:

Pendekatan terbaik untuk anak yang sulit sekolah adalah dengan memahami akar masalahnya terlebih dahulu, lalu menggunakan afirmasi dan sugesti positif yang dilakukan secara konsisten. Jika perlu, sesuaikan metode belajar dan bangun hubungan yang lebih dekat dengannya.

Selain itu, doa dan ikhtiar spiritual sangat penting. Doa yang tulus dan ikhlas akan membawa ketenangan bagi orang tua serta memberikan energi positif yang bisa memengaruhi perubahan perilaku anak. Jika masalah masih berlanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Semoga solusi ini bisa membantu keponakan Anda mendapatkan motivasi untuk kembali bersekolah dan menjadi pribadi yang lebih baik. (Dwi Taufan Hidayat)

spot_img

Ramadan Berdarah di Gaza: Serangan di Kamp Al-Mawasi dan Derita Pengungsi

JAKARTAMU.COM | Kamp pengungsian Al-Mawasi di Khan Younis, Gaza, baru-baru ini mengalami serangan udara yang menghancurkan tenda-tenda pengungsi, menyebabkan...

More Articles Like This