FUNGSI masjid terus berkembang seiring perkembangan zaman. Kini, masjid bukan hanya tempat ibadah melainkan bisa menjadi ruang yang nyaman untuk berkumpul, beristirahat, hingga bekerja dengan fasilitas lengkap.
Masjid Sejuta Pemuda di Sukabumi adalah contohnya. Masjid ini menghadirkan konsep unik yang menarik perhatian banyak orang. Di sini masyarakat bisa minum kopi gratis, beristirahat nyaman, serta mengakses internet. Masjid ini menjadi tempat yang ramah bagi siapa saja yang ingin singgah.
Terletak di Jalan Lamping, Gedongpanjang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, masjid itu menjadi perbincangan hangat di media sosial. Masjid ini sebenarnya bernama At Tin. Nama Sejuta Pemuda disematkan karena banyaknya anak-anak muda yang menghabiskan beraktivitas di masjid ini.
Konsepnya yang modern dan ramah membuat banyak orang, terutama anak muda, tertarik untuk berkunjung. Meskipun baru berusia 11 bulan, persiapan pendiriannya telah dilakukan selama lima tahun dengan menggali ilmu dari berbagai masjid modern seperti Masjid Jogokariyan di Yogyakarta, Masjid Al-Falah di Sragen, dan Masjid Raya Bintaro di Tangerang Selatan.

“Fokus kami adalah melayani umat. Kami tidak terlalu gigih mencari dana, tetapi justru pendanaan datang sendiri dari berbagai pihak,” ujar Anggy Firmansyah Sulaiman, S.T., pengasuh Masjid Sejuta Pemuda, dalam Seminar Sukses Mengelola Program Ramadhan di Aula RS YARSI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2025).
Untuk meningkatkan pelayanan, pihak masjid bahkan mengirim beberapa kadernya untuk belajar di hotel-hotel ternama seperti Hotel Aston. Ilmu yang mereka dapatkan akan diterapkan di masjid guna memberikan pelayanan terbaik bagi para jamaah. Saat ini, masjid sudah memiliki empat barista profesional yang menyajikan kopi gratis bagi setiap pengunjung.
“Rezeki itu datang sendiri. Hari ini orang datang untuk ngopi, minggu depan mereka kembali membawa teman, donasi kopi, gula, hingga bantuan dana,” tambah Anggy.
Meski bangunan masjid tidak terlalu luas, hanya mampu menampung sekitar 200 jamaah, kenyamanan tetap menjadi prioritas utama. Masjid ini dikenal sebagai masjid ramah musafir. Jamaah yang datang untuk beristirahat disediakan bantal dan kasur empuk agar bisa melepas lelah dengan nyaman.
Di salah satu sudut masjid terdapat dapur kecil tempat marbot bertugas menyajikan minuman dan camilan bagi pengunjung. Sebanyak 18 jenis minuman disediakan secara gratis untuk jamaah. Semua ini dilakukan dengan semangat menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat, seperti yang pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad.

“Pada masa Nabi, masjid adalah pusat pergerakan, mulai dari belajar, bermuamalah, hingga mengatur strategi perang. Saat ini, umat juga membutuhkan masjid sebagai ruang multifungsi, termasuk untuk tempat istirahat atau sekadar mengisi daya ponsel. Sayangnya, banyak masjid yang sudah tutup pada pukul 8 malam,” ungkap Anggy.
Di Masjid Sejuta Pemuda, siapa pun boleh menggunakan fasilitas yang tersedia selama tetap menjaga adab dan akhlak Islam. Ke depannya, pengelola berencana membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pondok pesantren di Sukabumi dan sekitarnya.
Banyak pesantren bangkrut karena SDM wafatnya kiai serta manajemen yang buruk. “Kami ingin turut serta mensupport pondok pesantren agar bisa bangkit dan mengatasi tantangan yang ada,” pungkas Anggy.