Senin, Maret 17, 2025
No menu items!
spot_img

Mengendalikan Perut, Mengendalikan Hati: Hikmah Puasa dalam Islam

spot_img
Must Read

JAKARTAMU.COM | Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam urusan makan dan minum. Rasulullah ﷺ bersabda:

“مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ”

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus mengisi lebih banyak, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Tirmidzi, no. 2380; Ibnu Majah, no. 3349; Ahmad, no. 17186)

Hadis ini menjadi pedoman utama dalam menjaga pola makan yang seimbang. Perut yang terlalu penuh justru akan membawa dampak buruk, baik bagi fisik maupun spiritual seseorang.

Makan Berlebihan: Bahaya bagi Tubuh dan Jiwa

Makan berlebihan telah terbukti secara ilmiah membawa berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes, dan gangguan metabolisme lainnya. Dalam Islam, keseimbangan pola makan juga berkaitan dengan kejernihan hati dan spiritualitas. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:

“الإِكْثَارُ مِنَ الطَّعَامِ يُثْقِلُ الْبَدَنَ وَيُقَسِّي الْقَلْبَ وَيُبْطِئُ بِالْجَوَارِحِ عَنِ الطَّاعَةِ”

“Makan berlebihan membuat badan berat, hati mengeras, dan menghambat seseorang dalam ketaatan.” (Ibnul Qayyim, Zadul Ma’ad, 4/16)

Ketika perut penuh, tubuh menjadi malas dan hati pun sulit untuk khusyuk dalam ibadah. Inilah mengapa puasa tidak sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih seseorang untuk mengendalikan diri dari kerakusan.

Puasa sebagai Bentuk Pengendalian Diri

Puasa bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga metode terbaik dalam menjaga kesehatan fisik dan spiritual. Dr. Jason Fung, seorang ahli di bidang metabolisme, menyebutkan bahwa puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin, memperbaiki metabolisme, serta membersihkan sel-sel tubuh yang rusak.

Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Dari ayat ini, jelas bahwa tujuan utama puasa adalah menumbuhkan ketakwaan. Dengan berpuasa, seseorang belajar untuk tidak hanya mengendalikan nafsu makan, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu lainnya, seperti marah, malas, dan berlebihan dalam segala sesuatu.

Puasa yang Benar di Bulan Ramadan

Di bulan Ramadan, umat Islam diajarkan untuk tetap menjaga kendali dalam berbuka dan sahur. Rasulullah ﷺ bersabda:

“إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ دَعْوَةً لَا تُرَدُّ”

“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, saat ia berbuka terdapat doa yang tidak akan ditolak.” (HR. Ibnu Majah, no. 1753)

Namun, sering kali momen berbuka justru diisi dengan makan berlebihan hingga menyebabkan rasa malas dan kantuk. Ini bertentangan dengan esensi puasa itu sendiri. Puasa bukan hanya soal menahan lapar di siang hari, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ketika berbuka dan sahur.

Rasulullah ﷺ sendiri berbuka dengan kurma dan air, sebagaimana disebutkan dalam hadis:

“كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَمَرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ”

“Rasulullah ﷺ berbuka dengan beberapa butir kurma sebelum shalat. Jika tidak ada kurma, beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Jika tidak ada tamr, beliau minum beberapa teguk air.” (HR. Abu Dawud, no. 2356; Tirmidzi, no. 696)

Ini mengajarkan kita bahwa berbuka dengan makanan yang sederhana akan lebih memberikan manfaat bagi tubuh dan tidak membebani pencernaan.

Kesimpulan: Kendalikan Perut, Kendalikan Hidup

Seseorang yang mampu mengendalikan perutnya, ia akan lebih mudah mengendalikan hawa nafsunya. Sebaliknya, jika seseorang menuruti keinginannya tanpa batas, maka hawa nafsu akan menguasai dirinya.

Sebagaimana kata A’masy:

“Apakah kamu pernah perhatikan perutmu? Jika kamu merendahkannya, ia akan memuliakanmu. Namun, jika kamu memuliakannya, ia akan merendahkanmu.”

Mari kita manfaatkan Ramadan ini sebagai momen terbaik untuk berlatih mengendalikan diri, menjaga keseimbangan dalam makan dan minum, serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ. Dengan begitu, tubuh sehat, hati bersih, dan jiwa bercahaya dalam ibadah.
Wallahu a’lam bish-shawab. (Dwi Taufan Hidayat)

spot_img

BUKU: Menyelami Hikmah dalam Taman Orang-Orang yang Berakal Sehat

Spesifikasi Buku Judul: Taman Orang-orang yang Berakal Sehat Penulis: Imam Abu Hatim Muhammad bin Hibban Al-Busty (Ibnu Hibban)Penerbit: AqwamJumlah Halaman: 448...

More Articles Like This