Minggu, Maret 30, 2025
No menu items!
spot_img

Mengoptimalkan Peran Lazismu dan Memperkokoh Jamaah: Refleksi Tarkhim PDM Kabupaten Semarang

Must Read

SEMARANG, JAKARTAMU.COM | Silaturahim dan Tarawih bersama Tim 1 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Semarang 23 Maret 2025 Masjid Alfalah Candirejo (Muhammadiyah) menorehkan makna mendalam dalam putaran terakhir program Tarkhim (Tarawih dan Silaturahim Ramadan). Pada kesempatan kali ini, PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) Tuntang menjadi tuan rumah kegiatan penuh hikmah tersebut, dengan kehadiran Prof. Dr. Muh Saerozi, M.Ag., yang memberikan nasihat berharga bagi para jama’ah.

Optimalisasi Lazismu sebagai Pilar Kesejahteraan Umat

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Muh Saerozi menekankan pentingnya optimalisasi Lazismu (Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah) sebagai lembaga yang mengelola dana umat untuk kemaslahatan bersama. Ia mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk mengarahkan transaksi infaq dan shadaqah ke Lazismu agar pengelolaan dana tersebut lebih tertata dan tersalurkan secara efektif.

“Semua transaksi harus didaftarkan ke Lazismu dan dalam waktu tidak lebih dari 24 jam dikembalikan ke Kantor Layanan (KL) Lazismu untuk segera dikelola dan disalurkan,” tegasnya.

Hal ini sejalan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang menjadi ciri khas Muhammadiyah dalam mengelola dana umat. Dengan sistem ini, kebermanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah dapat dirasakan lebih luas, terutama untuk pembangunan masjid, sekolah, dan lembaga kesejahteraan sosial lainnya.

Duduk di Majelis Taklim atau di Mal? Sebuah Pilihan Bernilai Akhirat

Dalam kultum setelah shalat qiyam Ramadan, Prof. Saerozi mengutip Surat An-Nisa ayat 95, yang menyoroti perbedaan nilai duduk di tempat ibadah dibandingkan dengan di tempat lain, seperti pusat perbelanjaan.

“Orang yang senang menghadiri majelis ilmu atau tempat ibadah, pahalanya dicatat sebagai sabilillah. Namun, jika waktu yang sama dihabiskan di mal tanpa tujuan yang jelas, maka nilai di sisi Allah akan berbeda,” ujarnya.

Pesan ini mengajak umat Islam untuk lebih cermat dalam mengalokasikan waktu dan energi mereka. Ramadan adalah momen refleksi spiritual yang seharusnya diisi dengan ibadah dan kegiatan bermanfaat, bukan sekadar berkelana tanpa arah di tempat-tempat yang kurang bernilai ibadah.

Tiga Pilar Keberlangsungan Muhammadiyah: Jama’ah, Jam’iyah, dan Jariyah

Dalam tausiyahnya, Prof. Saerozi menguraikan tiga konsep penting dalam kehidupan bermuhammadiyah, yakni Jama’ah, Jam’iyah, dan Jariyah.

Jama’ah adalah kumpulan orang yang berkumpul dalam shalat dan ibadah. Jama’ah memerlukan imam sebagai pemimpin yang membimbing dan mengarahkan.

Jam’iyah adalah organisasi yang terstruktur, seperti Muhammadiyah, yang memiliki pemimpin dan sistem untuk menjalankan program dakwah dan sosial.

Jariyah adalah bentuk amal yang terus mengalir, seperti infaq dan wakaf untuk pembangunan masjid, sekolah, serta lembaga kesejahteraan sosial.

Beliau menggambarkan bagaimana sebuah lidi yang berdiri sendiri hanya bisa digunakan untuk memukul, namun jika lidi-lidi itu disatukan dan diikat menjadi sapu, maka fungsinya jauh lebih besar.

“Begitulah pentingnya kebersamaan dalam organisasi. Jika kita bersatu dalam Muhammadiyah, maka membangun masjid, sekolah, dan membantu fakir miskin akan terasa ringan. Namun, jika sendiri-sendiri, kita hanya akan menjadi lidi yang mudah patah,” jelasnya.

Pesan ini memperkuat bahwa semangat berjama’ah harus terus dijaga, agar program-program sosial dan dakwah Muhammadiyah bisa terus berjalan dan memberikan manfaat bagi umat.

Menutup Ramadan dengan Peningkatan Kualitas Ibadah

Sebagai penutup, Prof. Saerozi berpesan agar kebaikan yang telah dilakukan selama Ramadan tidak berhenti seiring dengan berakhirnya bulan suci ini. Justru, umat Islam harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas ibadah serta amal jariyahnya.

“Kebaikan tidak hanya dijaga, tetapi harus ditingkatkan. Ramadan bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan menuju kesempurnaan ibadah,” pungkasnya.

Acara Tarkhim kali ini menjadi momen refleksi dan motivasi bagi jama’ah untuk semakin aktif dalam kegiatan dakwah dan sosial. Dengan semangat Jama’ah, Jam’iyah, dan Jariyah, Muhammadiyah terus bergerak maju sebagai organisasi Islam yang memberi manfaat luas bagi umat dan bangsa. (Dwi Taufan Hidayat)

Ketika Perampasan Aset Koruptor Ditunda, Pasal Penghinaan Presiden Digolkan

JAKARTAMU.COM | Dalam dinamika politik dan hukum di Indonesia, keputusan legislatif sering kali menuai pro dan kontra. Baru-baru ini,...

More Articles Like This