Sabtu, Desember 28, 2024
No menu items!

Mengukur Tingkat Partisipasi Warga di Pilkada DKI Jakarta

Polarisasi yang berkurang mungkin menekan konflik, tetapi juga menghilangkan daya tarik kompetisi politik yang dapat memobilisasi partisipasi.

Must Read

PILKADA Jakarta tak seru lagi. Buktinya, terjadi penurunan partisipasi dalam pemberian suara.  Dari awal publik telah kecewa terhadap kemunculan paslon nomor satu yang “kelebihan”  dukungan dari sekian belas parpol.

Sampai-sampai muncul dugaan bahwa apa yang sedang berlangsung itu semata-mata skenairo menjegal Anies Baswedan. Beberapa hasil survei menunjukkan bahwa eletabilitas Anies Baswedan tertinggi sebagai calon gubernur DKI Jakarta, diikuti Ahok, baru yang buncit Ridwan Kamil.

Beberapa pengamat juga menyebut  rendahnya partisipasi masyarakat akibat munculnya “mental fatigue”. Masyarakat kelelahan harus menjalani dua kali pemilihan umum dalam setahun. Pilpres dan pileg pada Februari 2024  lalu pemilihan gubernur pada bulan November.

Menurut perbandingan statistik kontestasi politik sejak 2017, angka partisipasi masyarakat pada Pilkada DKI Jakarta 2024 paling rendah. Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, tingkat partisipasi pemberian suara tercatat 78 %. Pada  Pilpres 2019 angkanya mencapai 81,69% dan 79% untuk pemilhan legislatif.

Pada Pemilu 2024 angka partisipasi pemilih mencapai 78,78% untuk Pilpres dan 77,57% untuk pileg. Namun pada Pilkada DKI Jakarta angka partisipasi itu anjlok hingga tinggal 58%.

Tiga Pasangan Calon yang Tak Kompetitif

Ketika pencalonan resmi dibuka, hanya muncul pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) dari 14 parpol dengan potensi kekuatan suara mencapai 86%  dan calon non parpol Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharmakun). Pembatasan minimal 20 % perolehan suara untuk pencalonan, mendorong koalisi antar parpol.

Sebenarnya cukup dua atau tiga parpol untuk memenuhi syarat 20% itu. Tetapi yang terbentuk justru koalisi jumbo berkekuatan 86%, dikenal sebagai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Koalisi ini disangga 14 parpol, termasuk semua parpol besar yaitu PKS, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PAN, dan Demokrat.

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)  yang menurunkan syarat minimal pencalonan hingga 7%  dapat mencalonkan, maka PDIP muncul.  Partai berkekuatan 14% suara ini mencalonkan Pramono Anung-Rano Karno di masa akhir  pendaftaran. Jadilah peserta Pilkada DKI Jakarta menjadi tiga calon yaitu pasangan Rido, Dharma-Kun, Pramono-Rano.

Hari Minggu lalu Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Pramono-Rano sebagai peraih suara tertinggi. Meski sempat terlontar, niat Rido untuk menggugat penetapan KPU itu urung dilakukan.

Pawai Milad Ke-112 Muhammadiyah Semarakkan Kota Tidore

TIDORE, JAKARTAMU.COM | Ratusan siswa, guru, dan kepala sekolah, serta pimpinan Muhammadiyah se-Pulau Tidore, Maluku Utara memeriahkan pawai ta’aruf...

More Articles Like This