Rabu, Maret 19, 2025
No menu items!
spot_img

Menjaga Lisan di Bulan Ramadan: Hikmah dan Tuntunan dari Al-Qur’an dan Hadis

spot_img
Must Read

JAKARTAMU.COM | Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan, bulan yang mendidik kita untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa. Selain menahan lapar dan haus, puasa juga mengajarkan kita untuk menjaga lisan dari segala bentuk keburukan, seperti dusta, mencela, menggunjing, dan perkataan sia-sia.

Larangan Dusta dalam Puasa

Di antara perbuatan yang sangat dilarang saat berpuasa adalah berkata dusta. Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kita bahwa puasa tidak hanya sekadar menahan makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan maupun perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”
(HR. Bukhari no. 1903)

Hadis ini menegaskan bahwa seseorang yang masih berkata dusta dan melakukan kezaliman, puasanya bisa menjadi sia-sia di sisi Allah. Artinya, puasanya hanya sebatas lapar dan haus, tanpa nilai spiritual yang tinggi.

Ancaman bagi Orang yang Suka Mencela dan Menghina

Selain dusta, kebiasaan buruk yang harus dijauhi adalah mencela, menghina, dan menggunjing orang lain. Allah ﷻ dalam Al-Qur’an telah memberikan ancaman bagi mereka yang gemar melakukan perbuatan ini:

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.”
(QS. Al-Humazah: 1)

Menurut Ibnu ‘Abbas, kata humazah dalam ayat ini bermakna mencela dan menjelekkan orang lain, baik secara lisan maupun melalui isyarat atau tulisan. Sedangkan kata wail dalam ayat ini bisa berarti ancaman kecelakaan besar atau bisa juga berarti nama lembah di neraka yang sangat dalam dan mengerikan. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 650).

Betapa bahayanya mencela dan merendahkan orang lain, apalagi di bulan yang suci. Seharusnya, Ramadhan menjadi momentum untuk memperbaiki akhlak dan memperbanyak amal kebaikan, bukan justru memperburuknya dengan lisan yang tidak terjaga.

Menjaga Lisan: Kunci Kesempurnaan Puasa

Agar puasa kita lebih sempurna dan bernilai tinggi di sisi Allah, maka menjaga lisan adalah sebuah keharusan. Rasulullah ﷺ bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ فَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ

*”Puasa adalah perisai. Maka pada hari seseorang di antara kalian berpuasa, janganlah ia berkata kotor dan berbuat bodoh. Jika seseorang mencelanya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia mengatakan: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa’.”
(HR. Bukhari no. 1894, Muslim no. 1151)

Hadis ini mengajarkan kita untuk tidak membalas hinaan atau celaan dengan hal serupa. Sebaliknya, kita diperintahkan untuk menahan diri dan mengingatkan bahwa kita sedang berpuasa, sehingga tidak terjebak dalam amarah dan perbuatan sia-sia.

Kesimpulan: Ramadhan, Momentum Memperbaiki Akhlak

Puasa tidak hanya sekadar menahan makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan buruk. Menjaga lisan adalah bagian dari kesempurnaan ibadah puasa yang akan meningkatkan derajat ketakwaan seseorang.

Sebagaimana Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)

Maka, mari kita jadikan bulan Ramadhan sebagai sarana untuk melatih diri, bukan hanya dalam menahan lapar dan haus, tetapi juga dalam menjaga lisan, menghindari dusta, menjauhi celaan, dan berkata hanya dengan perkataan yang baik dan penuh manfaat. Dengan demikian, kita akan meraih puasa yang berkualitas, bernilai tinggi di sisi Allah, dan membawa keberkahan dalam kehidupan kita. (Dwi Taufan Hidayat )

spot_img

Kemben Emas: Perjuangan Demak dan Misteri dari Timur

Spesifikasi Buku Judul: Kemben EmasPenulis: Budi SardjonoPenerbit: DIVA PressTahun Terbit: 2025Jumlah Halaman: 216 SinopsisSetelah sukses meluaskan kekuasaan ke selatan, Kesultanan Demak...

More Articles Like This