JAKARTAMU.COM | Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Uddatush Shobirin menekankan bahwa banyak orang mampu menahan beratnya ibadah sholat malam dan puasa, tetapi sulit untuk menahan pandangan dari hal yang diharamkan. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga pandangan adalah ujian kesabaran yang besar bagi manusia.
Allah Ta’ala telah memerintahkan kaum mukminin untuk menjaga pandangan mereka sebagai bentuk kesucian hati dan ketakwaan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur: 30)
Ayat ini menegaskan bahwa menahan pandangan bukan sekadar aturan moral, tetapi juga penyucian jiwa dari berbagai godaan yang bisa merusak hati.
Pandangan yang Tidak Dijaga: Awal dari Kehancuran Hati
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ النَّظْرَةَ سَهْمٌ مَسْمُومٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ
“Sesungguhnya pandangan (yang diharamkan) adalah panah beracun dari panah-panah Iblis.” (HR. Al-Hakim)
Hadis ini mengingatkan bahwa pandangan yang tidak dijaga bisa menjadi senjata beracun yang merusak hati dan membawa seseorang pada kemaksiatan yang lebih besar.
Ibnul Qayyim juga berkata:
“Pandangan adalah awal dari kebinasaan. Karena dari pandangan muncul pemikiran, dari pemikiran lahir keinginan, dari keinginan menjadi tekad, dan dari tekad akhirnya menjadi perbuatan.”
Menjaga Pandangan: Cara Meraih Cahaya Hati
Menjaga pandangan bukan hanya menghindari kemaksiatan, tetapi juga membawa keberkahan dalam hidup. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ تَرَكَ شَيْئًا لِلَّهِ عَوَّضَهُ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهُ
“Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad)
Ketika seseorang mampu menahan pandangan dari hal yang diharamkan, Allah akan menggantikannya dengan ketenangan hati, kejernihan pikiran, dan cahaya keimanan yang lebih kuat.
Kesimpulan
Menahan pandangan dari hal yang diharamkan bukanlah perkara sepele, tetapi merupakan ujian besar yang menentukan kebersihan hati dan keteguhan iman seseorang. Dengan menjaga pandangan, kita tidak hanya menghindari dosa, tetapi juga menjaga hati agar tetap bersih dan dekat dengan Allah. Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk selalu menjaga pandangan dan menjauhkan diri dari segala bentuk kemaksiatan. Aamiin. (Dwi Taufan Hidayat)