Rabu, April 16, 2025
No menu items!

Menyembunyikan Barang Teman Hanya Untuk Candaan? Ini Penjelasan Syariat

Must Read

JAKARTAMU.COM | Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendapati kebiasaan bercanda yang seolah tak berdosa. Salah satunya adalah menyembunyikan barang milik teman, lalu tertawa ketika ia panik dan mencarinya. Meskipun terkesan sepele, syariat Islam memberi panduan yang sangat tegas dalam hal ini. Bahkan, sekadar bercanda dengan menyembunyikan barang yang tampaknya tidak berharga pun bisa menjadi perbuatan dosa. Maka sudah sepatutnya kita menimbang ulang setiap gurauan, agar tidak tergelincir dalam perbuatan yang dilarang Allah dan Rasul-Nya.

Dalam Tuhfatul Ahwadzi (6:380), dijelaskan bahwa yang diambil dan disembunyikan dalam hadits adalah tongkat. Tongkat di masa itu bukan hanya alat bantu jalan, namun juga simbol kehormatan atau kebutuhan perjalanan. Meskipun demikian, tongkat dianggap sebagai benda yang tafih (sepele). Maka, jika menyembunyikan benda sepele seperti tongkat saja dilarang, apalagi menyembunyikan benda yang lebih berharga—baik secara materi ataupun emosi.

Lebih lanjut, disebutkan bahwa tujuan menyembunyikan barang tersebut bukan untuk mencuri, tetapi hanya ingin melihat reaksi marah dari pemiliknya. Namun demikian, candaan semacam ini tetap dilarang karena esensinya adalah menyakiti. Islam tidak membolehkan sesuatu yang hanya berujung pada menakut-nakuti atau membuat orang resah.

Dalam hadits dari Abu Daud dan Ahmad, Nabi Muhammad ﷺ dengan tegas melarang perbuatan semacam ini, bahkan jika itu dilakukan tanpa niat jahat:

لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
“Lā yaḥillu li-muslimin an yurawwi‘a musliman”
“Tidak halal bagi seorang Muslim menakut-nakuti Muslim yang lain.”
(HR. Abu Daud no. 5004 dan Ahmad 5:362. Dinyatakan hasan oleh Al-Hafizh Abu Thohir)

Larangan ini bersifat umum dan tidak menyisakan ruang pembenaran bagi niat bercanda. Bahkan Al-Munawi menjelaskan dalam ‘Aunul Ma‘bud (13:251) bahwa walau tujuannya bercanda, tetap tidak diperbolehkan karena dapat melukai perasaan sesama. Rasulullah ﷺ tidak pernah membiarkan candaan yang menyakitkan meskipun terlihat ringan.

Salah satu bentuk ketakwaan kepada Allah adalah menjaga hati dan perasaan orang lain, apalagi saudara seiman. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ
“Yā ayyuhā alladzīna āmanū lā yaskhar qawmun min qawmin ‘asā an yakūnū khayran minhum”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).”
(QS. Al-Ḥujurāt: 11)

Betapa agungnya Islam mengajarkan adab dan etika dalam bercanda. Bukan berarti Islam melarang tawa atau kebahagiaan, tetapi Islam membingkai semuanya dalam kasih sayang, kehormatan, dan tanggung jawab moral.

Rasulullah ﷺ adalah pribadi yang sangat humoris, tetapi tak satu pun candaannya menyakitkan atau merendahkan. Dalam hadits lain disebutkan bahwa beliau bercanda namun selalu berkata jujur:

إِنِّي لَأَمْزَحُ وَلَا أَقُولُ إِلَّا حَقًّا
“Innī la-amzaḥu wa lā aqūlu illā ḥaqqan”
“Sesungguhnya aku memang bercanda, tetapi aku tidak mengatakan kecuali yang benar.”
(HR. Thabrani dalam al-Kabir, dinyatakan sahih oleh Syaikh Al-Albani)

Bercanda yang sehat adalah yang tidak mengandung dusta, tidak menyakiti, tidak membuat takut, dan tidak merendahkan. Maka, menyembunyikan barang teman, walau demi lucu-lucuan, sudah keluar dari batas adab Islam yang mulia.

Bagi siapa pun yang pernah melakukan hal ini di masa lalu, hendaknya ia segera meminta maaf kepada saudaranya, dan memperbanyak istighfar kepada Allah. Sebab Rasulullah ﷺ juga bersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Kullu ibn Ādam khaṭṭā’, wa khayrul-khaṭṭā’īn at-tawwābūn”
“Setiap anak Adam pasti banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang banyak bertaubat.”
(HR. Tirmidzi no. 2499, dinilai hasan oleh Imam Nawawi)

Mari kita jadikan iman sebagai penuntun dalam semua aspek hidup, termasuk dalam bercanda. Jadilah seorang Muslim yang menyenangkan tanpa melukai. Sebarkan senyum tanpa membuat resah. Bahagiakan sesama tanpa membuat luka. Itulah akhlak Rasulullah ﷺ, dan itu pula akhlak yang diidamkan surga.

Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Heboh Suap Putusan Ontslag, Ini Dia Produk Dagang Pengadilan

JAKARTAMU.COM | Secara normatif ideal, putusan hakim merupakan hasil musyawarah majelis yang bertitik tolak dari surat dakwaan dan segala...
spot_img

More Articles Like This