Kamis, Desember 5, 2024
No menu items!

Rapor Merah Indonesia, Garin: Mampukah Pemerintah Berkoalisi dengan Rakyat?

Must Read

JAKARTAMU.COM | Garin Nugroho bertanya: mampukah pemerintahan baru melakukan koalisi dengan rakyat sebagai jalan balas budi untuk rakyat, bukan hanya koalisi kelas balas budi pendukung kekuasaan dan ekonomi?

Pertanyaan di atas layak diajukan, kata Garin, mengingat bahwa ekonomi dan politik menjadi panglima selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, sehingga seharusnya pencapaian tertingginya adalah melahirkan generasi unggul yang kompetitif dan berkualitas, menjadi pegas terbesar pertumbuhan ekonomi kompetitif global.

“Namun, kenyataan menunjukkan data-data rendahnya kualitas manusia Indonesia,” tutur Garin Nugroho saat menyampaikan Pidato Kebudayaan bertajuk “Balas Budi untuk Rakyat” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta 10 November lalu.

Baca juga: Garin Nugroho: 10 Tahun Kita Diperlakukan sebagai Warganet, Bukan Warga Negara

Menurut World Population Review, Garin menyodorkan data, tingkat IQ Indonesia berada di peringkat ke-130 dari 199 negara, bahkan di bawah Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.

“Memang metode penelitian masih patut dipertanyakan, tetapi setidaknya dari sini kita mendapatkan sedikit gambaran,” urainya.

Lalu ia menyodorkan data Food and Agriculture Organization (FAO) yang juga menempatkan Indonesia pada tingkat kelaparan nomor 3 di Asia, sementara Timor Leste nomor 1 dan Laos nomor 2.

Dalam hal penguasaan kemampuan berhitung dan membaca, Indonesia masih kalah dari Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Kualitas pendidikan kita juga berada pada urutan ke-54 dari 77 negara, di bawah Thailand dan Malaysia, disertai tingkat literasi rendah (peringkat ke-60 dari 61 negara).

Baca juga: Tujuh Pesan Garin untuk Presiden Prabowo

Indeks produktivitas tenaga kerja Indonesia memang cukup memprihatinkan karena hanya mencapai peringkat ke-5 di ASEAN, di bawah Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand, alias di bawah rata-rata negara ASEAN.

Di sisi lain, pemerintah baru dihadapkan pada berbagai persoalan, seperti penyanderaan hukum, kompleksitas penegakan hukum, ketergantungan ekonomi terhadap utang luar negeri, serta dominasi oligarki politik.

Haedar Nashir Ingin Tanwir Muhammadiyah Perkuat Energi Konstruktif untuk Umat dan Kemanusiaan

KUPANG, JAKARTAMU.COM | Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menekankan pentingnya energi konstruktif untuk menghadapi berbagai tantangan global....

More Articles Like This