Ketiga, fasilitasi sosial dan psikologis mualaf. Tak jarang mualaf menghadapi tekanan sosial dari keluarga atau lingkungan. MLC memberikan dukungan moral dan psikologis agar mualaf dapat menjalani kehidupan barunya dengan percaya diri. Selain itu, ada juga program pelatihan soft skills dan pengembangan diri agar mereka dapat berkontribusi di masyarakat.
Keempat adalah penyediaan komunitas pendukung. Salah satu peran MLC adalah membentuk komunitas mualaf yang saling mendukung. Melalui interaksi dengan sesama mualaf, mereka dapat saling berbagi pengalaman dan memperkuat persaudaraan sesama muslim.
Kelima, kemandirian ekonomi. MLC juga membantu mualaf dengan pelatihan keterampilan dan pengembangan usaha untuk meningkatkan kemandirian ekonomi mereka. Hal ini penting agar mualaf tidak hanya mandiri secara spiritual tetapi juga materiil.
Baca juga: Abdul Mu’ti Wacanakan Redefinisi Istilah Mualaf
Keenam, penyediaan materi dakwah. MLC menyusun materi-materi dakwah yang sesuai dengan kebutuhan mualaf, seperti buku panduan ibadah, modul dasar Islam, dan media lainnya yang mudah dipahami.
Ketujuh adalah jembatan integrasi ke komunitas muslim. MLC berperan menjembatani mualaf agar bisa lebih mudah diterima oleh komunitas muslim di sekitarnya, sehingga mereka merasa menjadi bagian dari umat Islam yang lebih besar.
Temu ramah dan kajian bersama mualaf di Kediri yang dihadiri pula oleh Ketua PWM Jatim, Sukadiono, Ketua LDK PWm Jatim, Ahmad Tholhah, dan Ketua PDM Kediri, Ikhwan Nurhadi itu dilaksanakan bersamaan dengan kick off atau diluncurkannya Pusat Pembinaan Mualaf (Pusbinmu) di antaranya Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.